Metode Management Modal Trading

Selasa, 06 Mei 20140 komentar

Metode Management Modal Trading



Metode Management Modal memiliki berbagai variasi, namun pada umumnya metode yang ada dan paling tidak masuk dalam dua katagori, yakni “add winning” or “add loosing”. Menambah pada posisi untung, jika tidak menggunakan asumsi penggandaan naik (doubling up), maka pilihan jatuh pada Pyramiding. Dan jika management modal menggunakan prinsip tersebut, maka pilihan jatuh pada metode Anti Martingale. Menambah pada posisi rugi, akan masuk dalam dua katagori management modal. Menggunakan prinsip penggandaan menurun (doubling down), maka jatuh pada kategori Martingale, dan jika tidak menggunakan prinsip tersebut, maka pilihan manajemen modal jatuh pada Averaging.

1. Martingale
Martingale ialah merupakan sebuah teori management modal probabilitas yang memungkinkan kesamaan nilai suatu dimasa tertentu dengan masa sebelumnya dengan menggunakan prinsip penggandaan. Metode ini dipopulerkan pada abad ke 18, oleh Paul P. Levy dan pertama kali digunakan sebagai salah satu metode tebak-tebakan (betting), di Francis.

Dalam dunia management modal trading, Martingale dapat diartikan sebagai proses dalam mendapatkan keuntungan sekaligus menutup kerugian dari suatu transaksi sebelumnya dengan keuntungan yang pertama dari transaksi selanjutnya, melalui penggandaan modal. Sehingga, setiap kali nilai management modal kita menurun, ukuran suatu transaksi yang selanjutnya meningkat. Dengan kata lain, management modal Martingale memiliki karakter dasar; sebuah resiko meningkat sesuai dengan meningkatnya kerugian.

Apabila seorang trader mengalami kerugian dalam satu kali perdagangan, maka ukuran lot dalam perdagangan kedua harus ditingkatkan, dalam hal ini menjadi 2 lot. Ambil contoh management modal, dalam satu hari, dimana seorang trader merencanakan 5 kali transaksi pair EUR/USD, dimana stoplloss dan target profit telah ditentukan sebesar 50 poin,dan Equity awal =$50,000, Lot berganda. Dengan kondisi perdagangan ternyata 4 kali transaksi loss terjadi berurutan, dan hanya satu transaksi yang menghasilkan keuntungan. Cara kerja sistem Martingale sebagai berikut :
  • 1 Lot transaksi loss x 50 points = -$500
  • 2 lot transaksi loss x 50 points = -$1,000
  • 4 lot transaksi loss x 50 points = -$2,000
  • 8 lot transaksi loss x 50 points = -$4,000
  • 16 lot transaksi profit x 50 points = +$8,000
  • Total lot = 31
  • Total Loss = -$7,500
  • Total Profit = +$8,000
  • Total Equity = $50,500
Metode management modal Martingale hanya membutuhkan sekali dalam kemenangan sekian kali dari setiap perdagangan, untuk menutupi seluruh kerugian yang diakibatkan dari perdagangan sebelumnya dan sekaligus mengambil keuntungan. Pada contoh management modal diatas dimana kita membahas bahwa terdapat transaksi kelima, dimana anda memperoleh keuntungan sebesar $8,000 untuk 8 lot, yang berarti profit bersih sebesar $500 setelah 4 kerugian secara berurut.
seorang trader harus selalu berhati-hati dalam memainkan strategi tersebut. Karena market tren dapat menghabiskan equity yang anda miliki sehingga perlu ada batasan jumlah transaksi. Management modal Martingale yang populer saat ini, lebih memilih kepada sistem likuidasi posisi dimana saat pergerakan harga perdagangan mencapai average tertentu dan plus keuntungan sekian poin. Seorang trader tidak perlu melakukan likuidasi posisi walaupun dalam keadaan merugi, bahkan harus menggandakan lot setiap kali terjadi kerugian mencapai pada titik-titik  tertentu, hingga akhirnya seluruh kerugian tersebut dapat tertutupi ketika harga mencapai titik average.

Sistem Martingale seperti ini adalah yang paling populer yang mana telah diadopsi oleh banyak Automatic Trading System/Expert Advisor (robot). Dengan memakai metode martingale, bukan berarti tidak memiliki kelemahan, anda akan mendapatkan ancaman apabila muncul ketika harga bergerak satu arah, seperti uptrend dan downtrend.

2. Anti Martingale
Metode manajemen model ini seperetinya sudah dapat menjelaskan dimana posisinya. Secara kontras dengan Martingale, Anti Martingale berarti tidak akan menggandakan posisi dimana saat kita mengalami kerugian. Penambahan transaksi hanya terjadi jika posisi dalam keadaan profit. Jadi, resiko manajemen modal akan ditingkatkan sesuai dengan peningkatan keuntungan, tujuannya adalah agar perolehan keuntungan yang dicapai semakin tinggi. Metode anti martingale memiliki Keunggulan dalam menciptakan sebuah keuntungan layaknya bola salju. Semakin jauh perjalanannya, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diraih. Namun sangat penting untuk membatasi jumlah dalam transaksi, karena satu trade dapat mengakibatkan kerugian yang besar pula.

Chart Anti Martingale - twps2 - pendulangforex
Pada gambar diatas ialah contoh dari sebuah transaksi, dimana seorang trader membeli 1 lot EUR/USD pada kisaran harga 1.2900. Pada saat transaksi kelima dimana pergerakan harga menjai 1.3100, anggaplah harga turun ke 1.3050. Trader tersebut akan menghilangkan sebagian besar profit dan akan memiliki kerugian sebesar -$2,500. Asumsi kerugian tersebut tidak terjaga dan EUR/USD terus menurun ke 1.2900 (level awal), anda akan memiliki loss sebesar $33,000 untuk 31 lot.

3. Cost Averaging
Definisi metode ini yang paling mudah bagi metode management modal ini ialah “menambah pada posisi rugi”. Sekilas, metode management modal ini memiliki kemiripan yang sama dengan Martingale Averaging, karena keduanya menitik beratkan disaat penambahan posisi pada saat transaksi sebelumnya mengalami kerugian. Pair Cost Averaging - twps2 - pendulangforex Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pada contoh sebagai berikut; Apabila seorang trader melakukan open posisi pada pair EUR/USD dan menggunakan metode Cost Averaging 20 poin dalam 6 kali transaksi. Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa management modal total lot yang dihasilkan hanya berjumlah 6, sesuai dengan jumlah transaksi. Averaging tidak menggunakan prinsip Doubling atau penggandaan posisi, sehingga penambahan keuntungan tidak secepat seperti Martingale. Namun demikian, potensi kerugian yang ditimbulkan pun tentunya lebih kecil dibandingkan dengan Martingale Faktor management modal yang kedua adalah, Cost Averaging  tidak bertujuan untuk satu kali kemenangan, melainkan kearah akumulasi posisi, yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang. Metode management modal tersebut sangat sering diaplikasikan ke pasar Forex, saham, dan reksa dana, akan tetapi tidak begitu terkenal untuk futures karena ada terdapat tanggal kadaluarsa.


4. Pyramid
Pada sistem management modal Pyramid, ialah kebalikan dari seluruh total metode Cost Averaging. Yakni; “menambah disaat posisi untung”. Management modal seorang trader akan mengalokasikan dananya sebesar $10,000 untuk trading EUR/USD, dan membeli 2 lot disaat harga 1.2900, dan akan kembali membeli 2 lot jika harga Euro mencapai 1.3000, dan seterusnya, maka Devy hanya membutuhkan 5 kali transaksi dengan trend bergerak 400 poin untuk membuat return 200% seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut;

Pair Pyramid - twps2 - pendulangforex Logika yang dibalik Pyramid adalah, apabila pasar bergerak sesuai dengan yang diharapkan, maka terdapat kemungkinan besar trend sedang terjadi. Dan tambahan posisi perlu dilakukan dengan harapan pasar akan meneruskan arah sesuai dengan trend, dan management modal ini bisa sangat powerful dalam menciptakan keuntungan yang kita harapkan. Namun bagaimanapun, setiap metode management modal memiliki kelemahan tersendiri. Pyramid bisa juga mengecewakan jika harga bergerak tidak sesuai dengan perkiraan atau harapan pada sebelumnya.

5. Fixed Fractional Position Sizing

Management modal jenis ini beserta variasinya merupakan metode yang pernah terbanyak dan paling direkomendasikan oleh para trader profesional dan mungkin kita disadari atau tidak telah menggunakan metode manajemen modal ini sejak lama. Secara sederhana, Management modal Fixed Fractional method adalah penentuan ukuran posisi secara tetap (fixed), berdasarkan persentase management modal tertentu dari jumlah modal.

Sebagai contoh, katakanlah seorang trader memiliki modal $10,000 dan menggunakan Fixed Fractional Method sebesar 5%, maka ia tidak akan mau menerima resiko lebih dari $500 ($10,000 x 0.05), dalam setiap transaksi yang dilakukannya. Apabila ia seorang trader pair EUR/USD, Apabila ia adalah EUR/USD trader, maka management modal ia akan menempatkan stop loss 50 poin lebih rendah dibandingkan dengan harga beli, atau 50 poin lebih tinggi jika mengambil posisi jual, dengan ukuran stop tersebut berarti ia hanya akan menggunakan manajemen modal 1 lot dalam transaksinya. Lemudian memutuskan untuk meningkatkan resikonya menjadi 10%, maka ia dapat menambah jumlah posisi menjadi 2 lot dalam transaksi tersebut. $ 10,000 x 0.10 = $ 1,000 $ 1,000 =2 lots $ 500 Jumlah kontrak yang dipilih untuk trading bisa meningkat dengan modal. Asumsikan suatu risiko maksimum sebesar 10% pertransaksi. Artinya untuk setiap $10,000, anda dapat mengambil suatu resiko $1,000 pertrade. Sebagai contoh manajemen modal jenis ini, dapat anda lihat pada gambar berikut;
Fixed - twps2 - pendulangforex

Dimana gambar tersebut memperlihatkan bahwa untuk setiap peningkatan $10,000 modal, satu lot ekstra dapat ditambah untuk trading, karena setiap lot membutuhkan $1,000 sebagai margin. Jika modal meningkat ke $20,000, 2 lot dapat diperdagangkan. Jika modal turun balik ke $10,000, hanya 1 lot diperbolehkan seperti sebelumnya. Semakin tinggi modal, semakin tinggi lot Manajemen modal, resiko sesuai dengan persentase yang sudah ditentukan sebelumnya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PT BESTPROFIT FUTURES PONTIANAK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger