BESTPROFIT FUTURES - Tabloid Pelayan Rakyat
Tabloid Pelayan Rakyat terbitan Gerakan
Rakyat Dukung (Gardu) Joko Widodo-Jusuf
Kalla di Mojokerto memuat tulisan yang menjernihkan berbagai fitnah terhadap Jokowi. Tabloid setebal
16 halaman itu juga menampilkan gambar Obor
Rakyat sebagai salah satu contoh fitnah.
Salah satu tulisan yang dimuat Pelayan Rakyat menepis tudingan bahwa Jokowi adalah calon presiden boneka. Jokowi, dalam tabloid itu, juga disebut tak pernah disandera pihak asing.
Tabloid itu diedarkan saat Jusuf Kalla menemui seribuan santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Senin malam, 16 Juni 2014. Acara yang juga dihadiri Khofifah Indar Parawansa, Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama, itu juga mengagendakan peluncuran tabloid tersebut. Semua santri dan masyarakat sekitar diberi tabloid itu secara gratis.
Jusuf Kalla dalam sambutannya sempat menyinggung tulisan dalam Obor Rakyat. "Semua yang ditulis itu fitnah. Kami sudah laporkan mereka."Kalla mengatakan baik dia maupun Jokowi difitnah lantaran tak ada alasan bagi orang untuk menyudutkannya. Dia mengklaim tak memiliki dosa sosial. "Saya dan Pak Jokowi tidak pernah memukul orang, tidak pernah korupsi, tidak pernah melanggar hak asasi manusia," katanya disambut tepuk tangan. Acara itu juga dirangkaikan dengan deklarasi dukungan terhadap Jokowi-Kalla oleh Silaturahmi Kiai Kampung Masyarakat dan Anggota Persatuan Guru Nahdlatul Ulama. Seluruh perwakilan organisasi dari daerah hadir dalam acara tersebut.
Salah satu tulisan yang dimuat Pelayan Rakyat menepis tudingan bahwa Jokowi adalah calon presiden boneka. Jokowi, dalam tabloid itu, juga disebut tak pernah disandera pihak asing.
Tabloid itu diedarkan saat Jusuf Kalla menemui seribuan santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Senin malam, 16 Juni 2014. Acara yang juga dihadiri Khofifah Indar Parawansa, Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama, itu juga mengagendakan peluncuran tabloid tersebut. Semua santri dan masyarakat sekitar diberi tabloid itu secara gratis.
Jusuf Kalla dalam sambutannya sempat menyinggung tulisan dalam Obor Rakyat. "Semua yang ditulis itu fitnah. Kami sudah laporkan mereka."Kalla mengatakan baik dia maupun Jokowi difitnah lantaran tak ada alasan bagi orang untuk menyudutkannya. Dia mengklaim tak memiliki dosa sosial. "Saya dan Pak Jokowi tidak pernah memukul orang, tidak pernah korupsi, tidak pernah melanggar hak asasi manusia," katanya disambut tepuk tangan. Acara itu juga dirangkaikan dengan deklarasi dukungan terhadap Jokowi-Kalla oleh Silaturahmi Kiai Kampung Masyarakat dan Anggota Persatuan Guru Nahdlatul Ulama. Seluruh perwakilan organisasi dari daerah hadir dalam acara tersebut.
Mau tau isi Tabloit Pelayan
Rakyat ?
Tabloid
pesaing Obor Rakyat, Pelayan Rakyat, berisi tujuh bagian
tulisan yang diterbitkan dalam 16 halaman. Setiap bagian tema berisi tulisan
tentang profil dan prestasi Joko Widodo (Jokowi) hingga cerita lucu tentang
Jokowi dan bantahan atas fitnah pada Jokowi.
Tabloid
ini disebar saat silaturahmi kiai kampung, tokoh masyarakat, dan Persatuan Guru
Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur, Senin, 16 Juni 2014. Kegiatan ini juga dihadiri calon
wakil presiden pendamping Jokowi, Jusuf Kalla.
Bagian pertama hingga ketujuh dari tabloid Pelayan Rakyat, antara lain berjudul "Rakyat Biasa Jadi Presiden Indonesia"; "Ke-Islaman Jokowi"; "10 Alasan Memilih Jokowi, Capres Boneka? Ayo Lihat Faktanya"; "Cerita Lucu Jokowi"; "Jokowi Disandera Asing?"; dan "Prestasi Jokowi Melayani Rakyat".
Dalam bagian pertama diceritakan latar belakang orang tua Jokowi hingga perjuangannya sejak kecil hingga sekolah dan kuliah, sampai bekerja jadi pengusaha kayu. "Sewaktu SD, ia berdagang apa saja untuk biaya sekolah, ia mandiri sejak kecil, tidak ingin menyusahkan bapaknya yang tukang kayu," begitu kutipan dalam tabloid Pelayan Rakyat.
Bagian pertama hingga ketujuh dari tabloid Pelayan Rakyat, antara lain berjudul "Rakyat Biasa Jadi Presiden Indonesia"; "Ke-Islaman Jokowi"; "10 Alasan Memilih Jokowi, Capres Boneka? Ayo Lihat Faktanya"; "Cerita Lucu Jokowi"; "Jokowi Disandera Asing?"; dan "Prestasi Jokowi Melayani Rakyat".
Dalam bagian pertama diceritakan latar belakang orang tua Jokowi hingga perjuangannya sejak kecil hingga sekolah dan kuliah, sampai bekerja jadi pengusaha kayu. "Sewaktu SD, ia berdagang apa saja untuk biaya sekolah, ia mandiri sejak kecil, tidak ingin menyusahkan bapaknya yang tukang kayu," begitu kutipan dalam tabloid Pelayan Rakyat.
Di bagian kedua, tabloid ini menjabarkan tentang keislaman Jokowi. Dalam tulisan itu juga dipasang foto Jokowi naik haji bersama politikus Partai Golkar, Tantowi Yahya, tahun 2003 atau sebelum Jokowi jadi Wali Kota Solo. Dalam tulisan juga dikutip dukungan tokoh Muhammadiyah dan kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) kepada Jokowi.
Di bagian ketiga tercantum artikel berjudul "10 Alasan Memilih Jokowi" yang ditulis salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha.
Sementara itu di bagian keempat berisi tulisan yang membantah jika Jokowi capres boneka. Dalam tulisan dijelaskan jika tuduhan itu tidak benar. Ini dibuktikan dengan mandat yang diberikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Jokowi. "Pemberian mandat itu karena prestasi, kejujuran ketulusan, dan kerja keras Jokowi," demikian kutipan dalam tulisan tersebut.
Bagian kelima berisi cerita lucu yang dialami Jokowi selama jadi Wali Kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta.
Bagian keenam berisi tulisan bantahan yang menuduh Jokowi disandera kepentingan asing. Selain itu, tabloid ini juga memamerkan prestasi-prestasi Jokowi dalam bidang pemerintahan selama jadi Wali Kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta.
Bagian ketujuh atau terakhir tabloid ini berisi bantahan atas fitnah-fitnah yang dituduhkan pada Jokowi. Setidaknya ada bantahan sepuluh fitnah mulai dari capres boneka, tuduhan SARA pada Jokowi, hingga keterlibatan Jokowi dalam kasus korupsi bus Transjakarta.
Tabloid Pelayan Rakyat juga diisi kolom khusus artikel yang ditulis intelektual NU, Yasmadi, mengenai persaingan dua gabungan kekuatan politik pilpres 2014 antara nasionalis-Islam kultural dengan Partai Sosialis Indonesia (PSI), Masyumi, dan Islam Transnasional.
Posting Komentar