Bestprofit Futures - Menabung Atau Investasi
Jika Anda saat ini memikirkan untuk merencanakan dana pendidikan
untuk anak atau dana pensiun, cara apa yang Anda pilih?
Menabung atau
investasi?
Ambil saja contoh, rencana biaya pendidikan perguruan tinggi satu
anak dalam periode 18 tahun mendatang. Karena biaya kuliah selalu naik
akibat inflasi, Anda perlu menyisihkan Rp 3,5 hingga Rp 6 juta per bulan
dalam bentuk tabungan. Biaya ini wajib dikeluarkan dari penghasilan
Anda dan suami, di luar pengeluaran rutin lainnya. Coba kalkulasi,
apakah Anda dan suami memiliki kemampuan ini?
"Menabung tidak akan cukup karena adanya inflasi. Solusinya adalah
investasi dengan mengambil risiko jangka panjang, di atas 10 tahun,"
papar perencana keuangan Ligwina Hananto seperti dilansir Kompas.com.
Ligwina menegaskan, menabung bisa dilakukan untuk kebutuhan jangka
pendek, empat tahun. Misalnya untuk persiapan sekolah Taman Kanak-Kanak.
Namun jika sudah menyangkut pendidikan tinggi, dibutuhkan dana yang
lebih besar, dengan memperhitungkan tingkat inflasi setiap tahunnya.
"Inflasi biaya pendidikan tingkat TK-SMA bisa mencapai 20 persen per
tahun. Inflasi tingkat perguruan tinggi rata-rata naik 15 persen per
tahun. Sekalipun ada sekolah yang tingkat inflasinya rendah, namun uang
pangkal tetap tinggi," jelas Ligwina.
Inflasi menjadi pertimbangan utama mengapa investasi menjadi solusi
keuangan kelaurga. Hal ini juga berlaku pada persiapan dana pensiun.
Karena jika Anda mengandalkan tabungan untuk mendapatkan dana pensiun 25
- 35 tahun mendatang, maka diperlukan Rp 75 juta - Rp 135 juta per
bulan. Jumlah ini terlalu besar untuk tabungan, bukan? Rasanya gaji
pegawai biasa tak mencukupi kebutuhan ini.
"Jika berusia 25 tahun, dengan berinvestasi Rp 587.000 per bulan Anda
mempersiapkan dana pensiun lebih mudah. Untuk usia 35 tahun, Anda bisa
berinvestasi Rp 2 juta per bulan. Keduanya mendapatkan target hasil
investasi yang sama sebesar 25 persen per tahunnya," ungkap Ligwina,
menjelaskan bagaimana investasi memberikan solusi keuangan lebih
meringankan dan menguntungkan dibandingkan menabung untuk dana pensiun.
Berinvestasi memang berisiko, namun tegas Ligwina, risiko tidak
berinvestasi lebih besar daripada investasi itu sendiri. Risiko,
menurutnya, tidak dapat 100 persen dihindari namun bisa diatur.
Karenanya ambil risiko jangka panjang, tambahnya.
Investasi sangat bisa diukur, dari tujuannya, risikonya, dan hasil
investasinya. Karenanya tujuan Anda ingin berinvestasi menjadi penting.
Tetapkan tujuan sekarang juga, buatlah perencanaan keuangan yang matang,
dan pilih investasi yang tepat, jika tak ingin uang Anda tak bernilai
di masa depan.
Posting Komentar