Best profit - Demonstrasi sejumlah ormas pada Jumat (4/11) tidak membuat mata uang Garuda terpuruk terhadap dollar AS. Di sisi lain, tekanan pada dollar ASyang lebih besar akibat sentimen ekonomi Paman Sam dan Pemilu AS menjadi peluang bagi rupiah untuk terus menguat.
Di pasar Spot, Jumat (4/11) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,05% ke level Rp 13.068 dibanding sehari sebelumnya. Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tergerus 0,4% di level Rp 13.103.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan, dollar AS sedikit tertekan lantaran pengaruh dari outlook kebijakan The Fed. Hal tersebut menjadi peluang bagi rupiah untuk menguat.
The Fed memang tidak menaikkan suku bunga bulan ini, tetapi sinyal kenaikan di bulan Desember tetap ada jika data ekonomi Amerika Serikat (AS) termasuk inflasi, manufaktur dan tenaga kerja positif. "Investor masih mengantisipasi data Non Farm Payroll (NFP) AS. Data ini akan menentukan pergerakan USD terhadap rupiah awal pekan depan," papar Reny.
Adapun, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menyatakan, Senin (7/11), Faisyal memprediksi rupiah memiliki peluang kembali menguat namun terbatas. Salah satu faktornya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis Jumat malam (4/11) akan mempengaruhi rupiah dari sisi eksternal.
Posting Komentar