Best Profit - Harga Batu Bara Masih Terus Naik, Bagaimana Potensinya? | PT Best Profit Futures Pontianak
Best Profit (15/06) - Sentimen positif tak henti-hentinya mendukung sektor mining di Indonesia. Kali ini, sentimen dari China kembali mewarnai harga batu bara dunia dan membawa fluktuasi untuk saham di sektor mining tersebut. Seperti apakah sentimennya? Simak selengkapnya, hanya di #Kopipagi hari ini.
Pada perdagangan 14 Juni, IHSG sempat alami lonjakan hingga 1,49% di level 5,792.90. Hal ini terutama terkait sentimen keputusan suku bunga The Fed, dan juga harga komoditas batu bara yang masih terus mengalami kenaikan. Sementara itu, pada pagi ini Dow Jones di tutup di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,22% ke level 21,374.56, diikuti dengan pergerakan EIDO yang turut menguat hingga 1,15% ke level 27,33.
Harga batu bara saat ini kembali memanas, hal ini terutama diakibatkan oleh China yang terus mengurangi pasokan batu baranya.
Hingga Mei 2017, China mengalami penurunan output batu bara terendah sejak 3 bulan terakhir. Produksi batu bara China pada Mei 2017 hanya sebesar 9,6jt ton/hari atau turun -2,2% MoM, yang diakibatkan oleh ditutupnya beberapa pertambangan batu bara China akibat faktor keamanan.
Sepanjang bulan Juni ini, harga batu bara mengalami reli signifikan setelah ditutup di posisi US$73,15 per ton pada 31 Mei 2017 kemarin, meningkat 3,88% secara YoY di level US$76,65 per ton
Kenaikan harga batu bara ini terutama diakibatkan oleh terlambatnya pengiriman pasokan dari Australia akibat badai siklon yang memaksa China untuk menaikkan level impor batu baranya hingga 13%.
Selain itu, baru-baru ini pemerintah China kembali memperketat pemeriksaan keamanan para penambang seperti di provinsi Shanxi dengan menaikkan standar kenaikan di tambang tersebut.
Baca Juga :
PT Bestprofit - Dollar Terporosot, Investor Menunggu Kebijakan Fed
Best Profit - Laporan Investigasi Trump Dollar Merugi, Data AS Yang Lemah Membayangi Fed
Hal ini terutama akibat tingginya tingkat kecelakaan dan kematian kerja di sekitar area tersebut, sehingga China terpaksa menutup pertambangan batu bara itu.
Sebagai informasi, Provinsi Shanxi merupakan salah satu wilayah penghasil batu hitam utama dan terbesar di China dengan produksi yang mencapai angka 738,22 juta ton.
Selain itu, hingga kuartal I 2017 ini, China telah melakukan pemotongan produksi batu bara hingga 150 juta ton. Seiring jumlah produksi batu bara yang terus menurun, permintaan batu bara di China justru terus meningkat.
Hal ini terutama akibat 6 pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di China yang terus meningkatkan konsumsinya saat ini.
Hal-hal tersebut tentunya memberikan sentimen positif untuk saham-saham di sektor batu bara seperti ITMG, ADRO dan PTBA, yang tentunya akan menyebabkan harga saham-saham tersebut masih berpotensi untuk terus meningkat
Posting Komentar