Bestprofit (25/02) - Thailand kini tengah bersiap sebagai negara pertama di Kawasan Asia Tenggara yang bakal segera turut memanfaatkan perkembangan teknologi blockchain di industri pasar modalnya.
Negeri Gajah Putih itu menyusul Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya juga telah mendirikan sebuah lembaga bursa efek baru di mana seluruh sistemnya berbasis teknologi blockchain.
Lembaga yang diberi nama Crypto Securities Exchange (CSX) itu telah terdaftar di Komisi Pasar Modal dan Sekuritas (Securities and Exchange Commission/SEC) AS dan sekaligus juga di bawah naungan FinCEN sebagai lembaga layanan keuangan (registered money services business) resmi di Negeri Paman Sam.
Sementara di Thailand, sebagaimana dilansir oleh BangkokPost, Jumat (22/2/2019), Pemerintah setempat juga telah memberikan ijin untuk penggunaan Security Token Offering (STO) dalam aktifitas perdagangan saham dan portofolio pasar modal di bursa efek domestiknya. STO sendiri merupakan produk token berbasis teknologi crypto yang dibangun di atas sistem blockchain.
BACA JUGA :
- Bestprofit - Sinergi PTPN dan Pertamina Maksimalkan CPO Dalam Negeri | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Perdagangan Reli Bullish, Harga Uang Kripto EOS Melonjak 10% | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Bangun 1,2 Juta Jargas, PGN Investasi Rp12 Triliun | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Kapasitas Industri Kaca Lembaran Naik Jadi 1,34 Juta Ton | PT Best Profit Futures Pontianak
Secara teknis, saham-saham yang bakal diperdagangkan menggunakan token kripto sebelumnya bakal dienkripsi menjadi bentuk digital. Selanjutnya saham yang telah berwujud digital bakal diperdagangkan dengan menggunakan ‘mata uang’ STO tadi.
Karena berbentuk digital dan ditransaksikan langsung antara pemilik saham sebelumnya dengan si pembeli, maka diharapkan proses transaksi nantinya bakal jauh lebih mudah dan sederhana.
Jika merujuk pada use case di negara-negara lain, penggunaan STO sendiri sebelumnya dilakukan oleh Banco BTG Pactual SA, salah satu bank investasi terbesar asal Brazil, di mana mereka berencana menerbitkan STO untuk mengumpulkan modal dari publik senilai US$15 juta. Melalui STO yang secara lokal diberi nama ReitBZ (RBZ) itu, investor dimungkinkan untuk sekaligus menanamkan modalnya di pasar real estate domestik Brazil.
“Teknologi blockchain yang kami gunakan dalam bentuk STO ini menawarkan kemudahan akses pasar modal yang lebih murah dan luas kepada seluruh masyarakat dunia,” ujar CEO BTG Pactual, Roberto Sallouti, sebagaimana dilansir Bloomberg, beberapa waktu lalu.
RBZ sendiri diterbitkan lewat kerjasama dengan Gemini Trust, lembaga penerbit token Gemini Dollar (GUSD), dengan harga yang ditetapkan sebesar satu dollar AS per token. Sementara nantinya pembagian dividen token RBZ akan dibagikan melalui platform blockchain Ethereum.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
sumber : Investing
Posting Komentar