Bank Dunia Ingatkan Indonesia

Selasa, 24 Juni 20140 komentar

Bestprofit Futures - Bank Dunia Ingatkan Indonesia
Bestprofit Futures - Bank Dunia (World Bank) melihat pentingnya penerapan manajemen pengelolaan risiko di suatu negara. Dengan pengelolaan risiko secara efektif, maka dapat membangun ketangguhan dalam menghadapi peristiwa menyulitkan, sekaligus memanfaatkan peluang pembangunan dan dapat mengurangi kemiskinan di suatu negara.

Direktur World Development Report (WDR) dari Bank Dunia, Norman Loayza, mengatakan bahwa pengelolaan risiko yang efektif adalah kombinasi dari kapasitas untuk mempersiapkan diri terhadap risiko dengan kemampuan untuk mengatasi risiko tersebut setelahnya. Dia mencontohkan, pengelolaan risiko dari sisi krisis keuangan seperti yang melanda negara Republik Ceska, Kenya dan Peru.

Bestprofit Futures - "Pada periode 1990-an negara-negara ini mengalami terkena dampak krisis ekonomi dunia," ucap Norman saat melaporkan World Development Report bertajuk Risiko dan Peluang: Mengelola Risiko untuk Pembangunan di Energy Building, Jakarta.

Dia menambahkan, ketika tiga negara tersebut terkenan ?krisis keuangan, berimbas kepada pertumbuhan ekonomi yang menurun drastis dan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan negara. "Namun, ketika krisis keuangan dunia kembali melanda pada kurun 2008 dan 2009, ketiga negara ini memiliki respon yang lebuh baik," kata dia.

Norman mengatakan, saat ini ?ketiga negara tersebut bisa bertahan dari dampak krisis. Hal ini mereka mengembangkan sistem keuangan yang lebih hati-hati, inflasi lebih rendah dan peningkatan cadangan devisa yang lebih tinggi, sehingga dampak krisis ekonomi global tidak terlalu besar dirasakan.
Bank Dunia berharap semua negara dapat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perkembangan dan perubahan global, mengingat kondisi global yang dinamis dapat memunculkan beragam risiko.Director World Development Report 2014 Bank Dunia, Norman Loayza menyarankan agar semua negara membentuk badan risiko nasional yang berfungsi untuk mengelola risiko ke dalam agenda pembangunan.

"Dan Indonesia merupakan salah satu negara di dunia telah melakukan adaptasi ini, tinggal mengoptimalkan peluang yang ada," jelasnya seperti dimuat situs Kemenkeu.Dia menyebutkan pengelolaan risiko secara bertanggung jawab dan efektif dapat menghindari kerusakan ekonomi, juga menghindari negara dari terjadinya kemunduran dalam pembangunan. "Sekaligus dapat mengoptimalkan peluang."

Bestprofit Futures - Pernyataan Loayza tersebut merujuk pada terus meningkatnya angka cadangan devisa Indonesia serta prospek investasi dan kondisi neraca transaksi berjalan yang terus membaik."Laju inflasi juga merupakan faktor yang sangat penting untuk terus dicermati dan dikendalikan dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi," imbuhnya.

Selain itu, pemberian insentif yang tepat bagi lembaga atau individu juga dinilai penting untuk meredam potensi kerugian sebagai dampak dari perubahan global. "Hal itu juga telah dilakukan Indonesia melalui sejumlah paket kebijakan pemerintah yang diluncurkan tahun lalu (2013)."

Sementara itu World Bank juga mengoreksi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari level 3,2 persen menjadi 2,8 persen. Lembaga tempat Sri Mulyani bernaung sekarang ini juga menurunkan proyeksi ekonomi untuk tahun 2015 dan 2016, masing-masing menjadi 3,4 persen dan 3,5 persen.

Bestprofit Futures - Sementara untuk Indonesia, World Bank tetap memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3 persen pada 2014. Akan tetapi, untuk proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015, World Bank melakukan koreksi ke atas.

Melansir keterangan yang diterbitkan World Bank untuk periode Juni, Kamis (12/6/2014), adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015-2016 berada pada 5,6 persen. Sementara pada Januari lalu, ekonomi Indonesia pada 2015-2016 ditaksir berada pada 5,5 persen.

Bestprofit Futures - World Bank menilai, indeks kepercayaan bisnis di Indonesia telah mengalami improvisasi, seiring tekanan harga yang mulai normal, dan mulai stabilnya pergerakan nilai Rupiah.

Meski demikian, World Bank melihat defisit neraca perdagangan Indonesia akan kembali melebar. Hal ini terjadi karena penetapan larangan ekspor mineral mentah yang diterapkan pada Januari 2014.

Selain itu, World Bank juga menilai bahwa inflasi yang tinggi akibat kenaikan harga Bahan bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun lalu, sudah mulai stabil. Namun, World Bank yakin inflasi masih akan berada di target atas central bank. Adapun target inflasi yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) adalah 4,5 persen plus minus 1 persen.





Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PT BESTPROFIT FUTURES PONTIANAK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger