BEST PROFIT FUTURES - Strategy Investasi Emas.Apakah Anda punya investasi emas? Kemungkinan besar ya. Dianggap paling aman, safe-heaven, emas menjadi investasi pilihan. Harga emas diyakini tidak akan turun. Namun, apakah betul harga emas tidak pernah turun. Data historis menunjukkan fakta bahwa harga emas tidak selalu meningkat.
Menurut survei terbaru majalah Swa edisi
Oktober 2013, emas adalah pilihan investasi utama. Sekitar 50% kelas
menengah yang di survei menempatkan investasinya dalam bentuk emas.
Jauh meninggalkan instrumen investasi lainnya.
Ketika ditanya pertimbangan memilih
investasi, kelas menengah yang di survei berpendapat investasi
seharusnya dilakukan pada instrumen yang risikonya rendah. Rupanya, emas
dipandang memiliki risiko lebih rendah diantara instrumen lainnya,
sehingga menjadi pilihan utama.
Ini pandangan yang umum di masyarakat
mengenai emas. Kalau membaca berbagai buku soal investasi emas, semuanya
pasti merujuk pada sejarah harga emas yang selalu meningkat. Tidak
pernah ada yang menjelaskan, atau bahkan menunjukkan, bahwa harga emas
pernah turun. Semuanya bullish atau positif mengenai trend harga emas.
Simak bagaimana cara melakukan investasi emas di artikel ini.
Untuk bisa akurat sebaiknya melihat
perkembangan sejarah harga emas. Bukan hanya melihat beberapa tahun ke
belakang, atau bahkan puluhan tahun, namun sejauh mungkin ke belakang
selama data tersedia. Untungnya, data harga emas dunia sejak tahun
1800-an sampai sekarang 2013 ada dan bisa diakses.
Perkembangan Harga Emas Dunia
Berdasarkan data dari Kitco, trend harga
emas dunia bisa diplot dari tahun 1833 sampai 2013. Harga dalam US$ per
Ounce. Sejatinya, harga emas dunia ditentukan setiap akhir hari, yang
kemudian di rata – rata untuk mendapatkan harga tahunan.
Hasilnya disajikan dalam grafik diatas yang menunjukkan beberapa temuan menarik.
Sebelum 1970, harga emas cenderung
stabil, tidak banyak berfluktuasi. Namun, setelah 1970, harga emas
berfluktuasi dengan tajam sampai sekarang.
Setelah mencapai puncak di era 1980-an
di harga US$600, harga emas merosot sampai posisi terendah di tahun 2000
pada US$271. Setelah itu, harga emas naik terus, tidak terbendung lagi.
Puncaknya adalah harga emas tahun 2012 pada tingkat US$1,600-an. Harga
sudah naik 700% hanya dalam waktu 12 tahun terakhir.
Yang luar biasa, trend kenaikkan itu
tidak pernah berhenti selama periode 12 tahun tersebut. Setiap tahun
harganya pasti lebih tinggi dari harga tahun sebelumnya. Itu sebabnya,
jika ada yang melihat trend harga emas beberapa tahun ke belakang saja,
hasilnya pasti menunjukkan harga yang naik luar biasa.
Namun, harus hati – hati melihat trend
ini. Pertama, di tahun 2013 untuk pertama kalinya harga emas turun cukup
drastis dimana harga emas bulan Agustus 2013 berada di US$ 1,429.
Kedua, periode 1980 sampai 2000 menunjukkan bahwa harga emas dunia bisa
merosot. Bukan tidak mungkin harga emas turun, itu kata sejarah.
Selain itu, harga emas dunia dalam
grafik ini, yang umumnya menjadi patokan dalam melihat perkembangan
harga, punya kelemahan. Harga ini tidak memperhitungan inflasi. Artinya,
bisa saja kenaikkan harga emas memang karena inflasi meningkat, bukan
karena harga riil emas yang naik. Atau kalau memang naik, kenaikkan
seharusnya tidak sebesar itu karena harus diadjust dengan tingkat
inflasi.
Harga emas selama 200 tahun yang sudah
disesuaikan dengan tingkat inflasi (CPI – Amerika) disajikan dalam
grafik dibawah ini. Grafik diambil dari paper berjudul “Golden Dilemma” terbitan Januari 2013 karangan Claude B. Erb dan Campbell R. Harvey, keduanya peneliti NBER USA.
Setelah menggunakan harga emas riil,
potretnya berubah. Harga emas yang stabil secara nominal, nyatanya tidak
stabil. Dilihat dari nilai riil, harga emas bisa naik dan turun.
Fluktuasi terjadi cukup tajam, bahkan dalam beberapa periode harganya
merosot cukup jauh. Harga emas memiliki kemungkinan yang sama antara
naik dan turun.
Trend harga emas menunjukkan pola ‘mean reversion’. Apa maksudnya? ‘Mean reversion’
adalah istilah statistik yang menyatakan bahwa harga akan cenderung
kembali ke tingkat nilai rata – rata. Jadi, kalau harga meningkat atau
menurun, yang artinya menjauh dari nilai rata – rata, maka pada saatnya
nanti, harga akan berbalik arah, menurun atau meningkat, kembali ke
tingkat harga rata – rata.
Berdasarkan grafik ini terlihat bahwa
dalam berbagai periode setelah harga emas merosot akan diikuti oleh
recovery kembali ke tingkat harga rata – rata. Begitu pula, ketika sudah
naik cukup tinggi, harga emas kembali turun menuju ke harga rata –
rata.
Saat ini, harga emas mencapai puncaknya
di tahun 2012. Memasuki paruh kedua tahun 2013, harga emas mulai
menurun. Apakah artinya harga akan terus turun, kembali ke harga rata –
rata yang masih cukup dalam penurunannya? Kita tidak tahu pasti karena
banyak faktor yang mempengaruhi harga. Tetapi, jika melihat sejarah,
kemungkinan tersebut cukup besar.
Faktor Nilai Tukar dalam Harga Emas Internasional
Karena harga emas internasional
ditentukan dalam US$, maka harga emas lokal dipengaruhi pula oleh nilai
tukar rupiah terhadap US$. Dengan asumsi harga tetap, melemahnya nilai
tukar rupiah akan membuat harga emas lokal makin tinggi. Begitu pula
sebaliknya.
Artinya, prediksi harga emas Indonesia
ditentukan oleh dua faktor. Pertama, perkembangan harga emas
internasional dan kedua, nilai tukar rupiah terhadap US$. Kedua faktor
ini yang saling berkaitan membentuk harga emas nasional.
Kondisi ini makin mempersulit prediksi
harga emas esok. Memperkirakan pergerakkan harga emas esok hari saja
sudah sulit, masih ditambah mengetahui kemana arah nilai tukar bergerak.
Menentukan harga emas naik atau turun hari ini, mustahil dilakukan
secara akurat dan konsisten.
Strategi Menghadapi Fluktuasi Harga Emas ?
Meskipun trend harga menurun, emas tetap
merupakan instrumen investasi penting. Emas tetap harus ada dalam
koleksi aset investasi. Bagaimana menghadapi fluktuasi harga emas?
- Memastikan Alokasi Portfolio
“Don’t put your eggs in one basket”.
Prinsip ini berlaku dalam setiap instrumen investasi termasuk emas.
Pastikan instrumen yang Anda miliki terdiversifikasi dengan baik. Tidak
terkonsentrasi pada satu instrumen. Meskipun diyakini risikonya rendah,
jangan menempatkan mayoritas simpanan dalam instrumen emas semata.
Walaupun jika merujuk hasil survei perilaku investasi kelas menengah
majalah Swa, seperti diungkapkan diatas, mayoritas memiliki simpanan
dalam porsi signifikan di emas. Kaji kembali seberapa besar porsi emas
dalam simpanan Anda. Pastikan alokasi emas tidak mendominasi portfolio
Anda .
- Melakukan Pembelian Cost Averaging
Memprediksi perkembangan harga emas esok hari (future price)
adalah hal yang mustahil. Seperti diungkapkan sebelumnya, banyak faktor
yang terlibat, yang saling bermain dan bertalian, sehingga sangat sulit
membuat prediksi yang akurat. Oleh karena itu, lebih baik melakukan
pembelian secara rutin dalam jumlah tertentu. Ini akan membuat harga
emas yang dibeli berada dalam kisaran harga rata – rata. Tujuannya
meredam kerugian jika harga emas anjlok. Karena pada saat harga turun,
pembelian akan lebih banyak, sementara pada harga naik pembelian akan
lebih sedikit. Disaat trend harga berbalik, turun atau naik, jumlah emas
yang dimiliki sudah berada dalam posisi yang menguntungkan.
- Memperhitungan Risiko Kredit Emas
Saat ini pembelian emas dapat dilakukan
secara kredit (simak disini penjelasan beli emas dengan kredit). Karena
kredit, ada bunga yang harus dibayar. Perlu diperhitungkan secara cermat
antara biaya bunga yang harus dibayar dengan kemungkinan naik atau
turunya harga emas. Apapun yang terjadi dengan harga emas, bunga kredit
harus tetap dibayar. Saran saya, jika memang ingin mengambil kredit
emas, perhitungkan semua risikonya dengan seksama dan batasi
pembeliannya dalam eksposur yang masih bisa dikelola risikonya.
Pengambilan kredit sebaiknya lebih dilakukan untuk investasi masa depan
dibandingkan spekulasi ‘menebak’ bahwa harga emas akan meningkat dalam
waktu dekat.
- Hati – Hati Tawaran Investasi Emas Ilegal
Tawaran investasi yang berdiri diatas
asumsi harga emas yang selalu meningkat patut dihindari atau dikritisi
secara mendalam sebelum ikut serta. Data – data diatas sebelumnya
menunjukkan bahwa perkembangan harga emas tidak selalu meningkat, tetapi
sangat mungkin juga menurun. Pola harga emas yang ‘mean reversion’
akan membuat harga emas tidak mungkin meningkat terus, tetapi juga
tidak mungkin menurun terus, pasti akan ada posisi berbalik arah.
Makanya, kalau ada tawaran yang menunjukkan potensi keuntungan dari
kenaikkan harga, perlu pula dilakukan perhitungan berapa potensi
kerugian kalau harga menurun. Dengan begitu, Anda jadi tahu, tidak hanya
berapa potensi keuntungan, tetapi juga potensi kerugian, dari tawaran
investasi ini.
Emas selalu menjadi investasi yang
menarik perhatian. Risiko emas yang dianggap kecil menjadi daya tarik
utama. Apalagi dalam masyarakat yang masih belum akrab dengan investasi
di pasar modal, seperti saham dan reksadana, karena dipandang lebih
berisiko. Emas jadi pilihan. Namun, pandangan bahwa harga emas selalu meningkat, perlu secara hati – hati dan seksama diperhatikan karena kenyataannya tidak selalu demikian.
Posting Komentar