BESTPROFIT FUTURES - IHSG Jelang Piala Dunia Brazil 2014
Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Jumat (6/6/2014) menguat 1,61 poin atau 0,03% ke level 4.937,18.Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan sentimen positif dari meningkatnya cadangan devisa Indonesia, dibarengi dengan imbas penguatan bursasaham Asia setelah merespons pertemuan ECB, memberikan sentimen positif bagi IHSG di akhir pekan.
Begitu pun dengan asing, ujarnya, yang sempat mencatatkan net buy, meski akhirnya net sell, juga turut membantu naiknya IHSG.“Tetapi,
imbas positif tersebut tidak membuat IHSG melonjak tajam karena juga
diselingi dengan aksi jual seiring dengan masih adanya aksi menahan diri
sebagian pelaku pasar terhadap sentimen yang ada,” kata Reza dalam
risetnya yang diterima hari ini, Sabtu (7/6/2014).
Pasar,
tambahnya, mencermati sentimen politik, maupun sentimen jelang piala
dunia. Sehingga membuat IHSG sempat menyentuh zona merah.Beruntungnya
laju pembukaan pasar saham Eropa masih melanjutkan kenaikannya, dan
rupiah yang berbalik naik, sehingga berimbas positif pada IHSG di akhir
sesi.Reza mengatakan sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level
4.958,43 (level tertinggi) di akhir sesi 1. Menyentuh level 4.928,90
(level terendah) jelang preclosing. Berakhir di level 4937,18.“Volume
perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan
net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi
jual. Investor domestik mencatatkan net buy,” kata Reza.
Para analis pasar saham Indonesia memperkirakan, transaksi saham di
Bursa Efek Indonesia akan sepi selama Piala Dunia berlangsung. Ada pasar
saham yang lebih ekstrem lagi, bahkan hingga hampir tanpa transaksi.
Ini terjadi di Bursa Santiago, Chili. Menurut data Bank Sentral Eropa
alias European Central Bank (ECB), saat tim nasional Cile bertanding
pada Piala Dunia di Afrika Selatan tahun 2010 silam, transaksi
perdagangan saham merosot hingga 99%. Ini merupakan penurunan terbesar
di antara 15 negara yang disurvei ECB.
Kelima belas negara itu terdiri dari sembilan negara di Eropa, empat
negara Amerika Latin, Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Median
penurunan transaksi mencapai 55%. "Terakhir kali Cile bertanding, pasar
saham seperti mati," kata Arturo Curtze, analis saham di perusahaan
broker dan aset manajemen Vantrust Capital di Santiago kepada Bloomberg.
Curtze menambahkan, semua orang menonton pertandingan. Para manajer
mengizinkan karyawan membawa televisi. Di sekolah dan universitas, semua
orang membawa televisi. Meja trading pun ada televisi.
Bahkan, sekarang ini, Presiden Michelle Bachelet mendorong
perusahaan-perusahaan untuk mengizinkan fleksibilitas bagi karyawan
untuk menonton pertandingan. Dia juga berencana terbang ke Brasil untuk
mendukung tim nasional Cile.
Sepekan sebelum dimulainya hajatan Piala Dunia, para trader mulai
dari Argentina hingga Jepang siap menurunkan aktivitas bisnis.
Perdagangan saham di Buenos Aires merosot hingga 80% ketika tim
nasional Argentina bertanding. Penurunan transaksi bursa di Brasil
mencapai 75%.
Sedangkan penurunan transaksi di AS turun 43% ketika tim nasional
bertanding. Penurunan lebih kecil terjadi di beberapa negara Eropa.
Penurunan transaksi bursa ketika tim nasional bertanding rata-rata
sebesar 38%.
Transaksi lebih sepi ketika menjelang pertandingan dan tetap rendah
hingga sekitar 45 menit setelah pertandingan usai. "Pasar lebih suka
mengikuti perkembangan pada lapangan bola ketimbang lantai saham," kata
Ekonom ECB Michael Ehrmann dan David-Jan Jansen dalam riset mereka.
Posting Komentar