BEST PROFIT FUTURES – Mengenal Jenis Pasar.
BESTPROFIT FUTURES PONTIANAK - Setiap investor mengetahui kapan saatnya membeli dengan murah dan menjual dengan tinggi. Namun, mereka yang menginginkan keuntungan dalam jumah besar dari modal mereka mungkin harus menunggu selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk menumbuhkan dana mereka secara eksponensial jika mereka mengivestasikannya dalam saham unggulan (blue chips) seperti Microsoft atau Apple. Maka dari itu, para investor yang agresif sering berebut mendapatkan saham perusahaan-perusahaan yang lebih kecil yang diperdagangkan di pasar-pasar yang tengah berkembang untuk menuai keuntungan modal sebesar mungkin. Perusahaan-perusahaan ini sering ditemukan di 2 jenis pasar: frontier market dan emerging market. Namun, jenis-jenis perusahaan yang memperdagangkan saham di kedua jenis pasar ini tidak selalu sama.
Apa itu “Emerging Markets”?
Perusahaan-perusahaan yang
dipertimbangkan untuk memperdagangkan sahamnya di emerging market
biasanya berlokasi di tempat yang disebut sebagai LEDC (less
economically developed countries) atau negara-negara yang secara ekonomi
kurang maju. Negara-negara seperti ini tidak memiliki kekuatan ekonomi
yang setara dengan AS atau Jepang tetapi mereka masih dalam perjalanan
mengokohkan pasar agar lebih stabil dan mantap. Sektor pasar dunia ini
menyimpan risiko yang lebih tinggi, tetapi juga memberikan keuntungan
yang lebih menggiurkan.
Apa itu “Frontier Markets”?
Tidak ada definisi baku untuk “frontier
markets”, tetapi intinya ia terdiri dari perusahaan-perusahaan dan
investasi di negara-negara yang secara ekonomi bahkan kurang maju
dibandingkan negara-negara emerging market. Banyak dari frontier markets
yang tidak memiliki pasar sahamnya sendiri. Sejak September 2013,
Morgan Stanley memiliki daftar 28 negara yang tergolong dalam frontier
markets, yakni Kroasia, Tunisia, Pakistan dan Kenya. Frontier markets
termasuk pasar paling berisiko di dunia untuk berinvestasi. Mereka
memiliki jumlah investor dan kepemilikan investasi yang paling sedikit
dan mungkin bahkan tidak memiliki pasar saham untuk menjualbelikan
sahamnya sendiri. Sebagian besar frontier markets mencakup saham
perusahaan keuangan, telekomunikasi dan konsumsi yang bisa bersandar
pada pembayaran bulanan dari pelanggannya. Kepemilikan invetstasi di
sektor ini umumnya tidak likuid, tidak transparan dan terimbas tingkat
regulasi yang rendah dan biaya transaksi yang tinggi. Mereka juga bisa
jadi meliputi risiko mata uang dan politik yang tinggi, dan maka dari
itu kurang sesuai untuk investor pemula dalam banyak kasus.
Apakah perbedaan dalam perkembangan keduanya?
Meskipun kedua jenis pasar ini termasuk
dalam sektor umum yang sama dalam pasar ekonomi dunia, terdapat sejumlah
perbedaan antara keduanya. Emerging markets memberikan likuiditas dan
stabilitas yang lebih baik daripada frontier markets. Namun seiring
dengan waktu, banyak analis keuangan yang yakin bahwa sebagian emerging
markets telah mencapai tingkat kematangan sehingga sudah siap bersaing
dengan pasar AS dan gagal memberikan tingkat diversifikasi yang mereka
telah capai sebelumnya. Frontier markets perlahan-lahan berkembang
secara pasti mengisi jurang perbedaan ini bagi para investor jangka
panjang yang ingin mencari untung dari modalnya yang mayoritas tidak
berkorelasi dengan ekonomi dunia secara umum.
Apa untung rugi berinvestasi di kedua jenis pasar ini?
Meskipun investasi di frontier markets
tentunya muncul bersaman dengan sejumlah risiko yang tinggi, tingkat
keuntungannya juga tidak bisa disepelekan karena mungkin setara dengan
keuntungan yang dihasilkan di emerging markets selama dekade 1990-an dan
awal 2000-an. Frontier markets mencakup seperlima hingga sepertiga
populasi dunia dan meliputi beberapa negara ekonomi berkembang yang
tumbuh secara pesat. Namun, frontier markets tersusun dari kurang lebih
2% kapitalisasi pasar global sehingga tetap menjadi bagian kecil dari
ekonomi dunia. Sebagian ekonom juga meyakini bahwa perusahaan-perusahaan
frontier markets di Afrika (yang setara dengan mayoritas negara-negara
di benua itu) akan mengalami peningkatan ekonomi dunia besar-besaran
dengan cara yang sama seperti AS dan negara-engara di Lingkaran Pasifik
seperti Jepang. Ekonom dunia terkemuka di Renaissance Capital yakin
bahwa ekonomi negara-negara sub-Sahara di Afrika akan tumbuh sekitar 15
kali lipat selama 35 tahun mendatang, dari $2 triliun menjadi $29
triliun. Namun, emerging markets masih bisa memberikan keuntungan lebih
tinggi dari modal yang ditanamkan dengan risiko yang lebih rendah dan
likuiditas yang lebih baik daripada kepemilikan modal di frontier
markets meskipun korelasi dengan pasar AS makin tinggi. Para investor
agresif dapat menuai utnung dalam jangka panjang dengan alokasi ganda
dalam setiap sektor ini.
Kesimpulan
kedua jenis pasar tersebut di atas
memberikan prospek keuntungan yang lebih tinggi dengan risiko yang tak
kalah tinggi tetapi emerging markets memiliki stabilitas yang lebih baik
dan lebih mantap daripada frontier markets. Negara-negara emerging
markets mencapai tingkat perkembangan awal sementara frontier markets
mewakili bangsa-bangsa dengan tingkat ekonomi paling rendah di pasar
dunia. Namun, kekurangan ini memberikan tingkat diversifikasi investasi
yang tak bisa ditiru oleh pasar yang lebih maju. Kedua jenis pasar ini
membawa sejumlah risiko investasi, termasuk pasar, risiko politik dan
ekonomi dan risiko nasionalisasi yang berbeda-beda.
(investopedia/*Akhlis)
Posting Komentar