Bestprofit Futures - UU MD3 Dan Koalisi Merah Putih
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa
Bakti, menyayangkan rencana Koalisi Merah Putih yang akan membangun koalisi
permanen. Menurut Ikrar, motivasi partai politik dalam koalisi tersebut jahat
karena hanya ingin menjegal pemerintahan selanjutnya.
Ikrar menjelaskan, Koalisi Merah Putih mulai menunjukkan niat buruknya saat
bersatu dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU
MD3). Hasilnya, UU tersebut disahkan dan posisi Ketua DPR menjadi tak otomatis
milik partai pemenang pemilu, dalam hal ini PDI Perjuangan."Niatnya memang sudah jelek banget, jahat. Mereka berkoalisi menjegal
PDI-P agar tak jadi ketua DPR," kata Ikrar, saat dihubungi, Senin
(14/7/2014).
Setelah itu, kata Ikrar, kini Koalisi Merah Putih berniat menandatangani
nota kesepakatan untuk mempermanenkan koalisinya. Jika koalisi permanen itu
jadi terbentuk, maka presentasenya di parlemen akan mendominasi.Koalisi Merah Putih berisi enam parpol yang lolos ke DPR 2014-2019, yakni
Partai Gerindra (11,81 persen, 73 kursi DPR), Partai Golkar (14,75 persen, 91
kursi DPR), Partai Amanat Nasional (7,59 persen, 49 kursi DPR), Partai
Persatuan Pembangunan (6,53 persen, 39 kursi DPR), Partai Keadilan Sejahtera
(6,79 persen, 40 kursi DPR), dan Partai Demokrat (10,19 persen, 61 kursi DPR).
Jika dijumlah, maka pasangan tersebut memperoleh dukungan 353 kursi DPR.
Sebaliknya, koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla "hanya"
diisi empat parpol yang lolos ke DPR 2014-2019, yakni PDI Perjuangan (18,95
persen suara pemilu legislatif, 109 kursi DPR), Partai Nasdem (6,72 persen, 35
kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (9,04 persen, 47 kursi DPR), dan Partai
Hanura (5,26 persen, 16 kursi DPR). Jika dijumlah, maka pasangan tersebut
memperoleh dukungan 39,97 persen suara atau 207 kursi DPR.
"Niat Koalisi Merah Putih memang hanya untuk menjegal supaya Jokowi-JK
tidak bisa menjalankan pemerintahannya. Itu menunjukkan bahwa orang yang ada di
koalisi itu otaknya jahat semua," ujarnya.Meski demikian, Ikrar masih meragukan bahwa Koalisi Merah Putih akan
dipermanenkan. Alasannya karena derasnya penolakan dari internal Golkar yang
justru meminta Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-JK jika memenangi pilpres
nanti.
"Apakah Golkar akan manut? Sampai sekarang di internalnya masih
'berbalas pantun'," pungkas Ikrar.Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy mengatakan, Koalisi Merah Putih partai
pendukung calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
akan diformalkan, Senin (14/7/2014), sebagai koalisi di parlemen periode
2014-2019.
"Menyusul disahkannya UU MD3 (susunan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD) pada 8 Juli pekan lalu, Koalisi Merah Putih (KMP)
besok, 14 Juli, akan memformalisasi kesepakatan koalisi di parlemen dengan
menandatangani kesepakatan kerja sama enam partai politik parlemen yang
beranggotakan 353 kursi (63 persen) kursi parlemen 2014-2019," kata
Romahurmuziy alias Romy dalam siaran pers, Minggu (14/7/2014), seperti dikutip Antara.
Enam partai pendukung Koalisi Merah Putih di
parlemen tersebut adalah Partai Gerindra, PPP, PAN, PKS, Partai Golkar, Partai
Demokrat.Ia mengungkapkan, kesepakatan akan ditandatangani
langsung oleh masing-masing ketua umum parpol dan direncanakan di Tugu
Proklamasi, Jakarta, pada pukul 15.30 WIB.
Dalam kesepakatan tersebut diatur hak, kewajiban,
pelembagaan, dan mekanisme manajemen koalisi 5 tahun ke depan."Meskipun perubahan UU MD3 tidak meliputi
komposisi pimpinan dewan dan AKD (alat kelengkapan dewan) DPRD provinsi dan
kabupaten/kota, tidak tertutup kemungkinan Koalisi Merah Putih akan
mengekstensi koalisi sampai tingkatan daerah," katanya.
Ia menambahkan, PPP menegaskan akan berpartisipasi aktif dalam penandatanganan tersebut sekaligus meneguhkan eksistensi permanen Koalisi Merah Putih.
"Penandatanganan ini sekaligus sinyal bahwa berdasarkan gelombang data yang masuk ke dalam server quick real count di pusat tabulasi nasional Koalisi Merah Putih, pemenang Pilpres 2014 adalah pasangan Prabowo-Hatta. Karenanya, sinyalemen yang dilontarkan sejumlah pihak akan adanya perubahan peta koalisi adalah tidak berdasar," katanya.
Ia menambahkan, PPP menegaskan akan berpartisipasi aktif dalam penandatanganan tersebut sekaligus meneguhkan eksistensi permanen Koalisi Merah Putih.
"Penandatanganan ini sekaligus sinyal bahwa berdasarkan gelombang data yang masuk ke dalam server quick real count di pusat tabulasi nasional Koalisi Merah Putih, pemenang Pilpres 2014 adalah pasangan Prabowo-Hatta. Karenanya, sinyalemen yang dilontarkan sejumlah pihak akan adanya perubahan peta koalisi adalah tidak berdasar," katanya.
Posting Komentar