Bestprofit (05/11) -JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyesalkan keputusan lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang memangkas peringkat emiten properti tersebut dari B menjadi CCC+ dan peringkat nasional dari BBB+ menjadi B- pada pekan lalu. Menurut emiten itu, keputusan Fitch tidak berdasar.
Dalam keterbukaan informasi, Corporate Communications LPKR Danang Kemayan Jati menjelaskan, penetapan peringkat tersebut tidak berdasarkan kondisi likuiditas, neraca, kualitas kredit atau model bisnis perusahaan.
"Walaupun kami mengetahui adanya kekhawatiran Fitch terhadap likuiditas per Mei 2018, namun LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi aset dan menyelesaikan penjualan First Reit senilai Rp 2,2 triliun," kata Danang dalam laporannya, Senin (5/11).
Jika digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT dan penjualan sisa unit kami di First Reit, serta saham investasi di Rumah Sakit di Myanmar, maka total dana tunai yang dapat dihimpun lebih dari Rp 6 triliun.
BACA JUGA :
- Bestprofit - Futures gas alam lebih rendah pada masa dagang AS | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Harga minyak mengakumulasi penurunan 3,82% jelang sanksi Iran | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Pertumbuhan Pendapatan Astra International Naik 16,41% | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Inalum Kerja Sama Hilirasi Batu Bara dengan Perusahaan asal Amerika Serikat | PT Best Profit Futures Pontianak
"Proyek-proyek divestasi aset ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan meskipun risiko dalam pelaksanaannya tetap ada, kami berkeyakinan karena tingginya kualitas asset-aset kami akan memberikan tingkat kepastian penyelesaian yang tinggi di tengah-tengah volatilitas pasar pada saat ini," jelasnya.
Dengan begitu, LPKR diklaim berada dalam posisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dari sisi neraca, emiten itu memastikan masih cukup kuat, dengan profil jatuh tempo utang yang panjang.
Hingga Juni 2022 terdapat utang obligasi senilai US$ 75 juta yang akan jatuh tempo, diikuti dengan obligasi US$ 410 juta pada 2022, dan sisanya obligasi US$ 425 juta pada 2026.
Seluruh utang sekitar Rp 14 triliun dibandingkan dengan nilai aset Perseroan itu sebesar Rp 53 triliun, yang memiliki potensi 20%-30% lebih tinggi jika dinilai kembali dengan mencerminkan harga pasar pada saat ini.
Sementara itu, dilihat dari sisi model bisnis, emiten mengklaim, bahwa pihaknya akan menjadi pengembang properti yang paling dinamis. Ini ditunjukkan dari perusahaan besar, dengan pangsa pasar terdepan yang dikuasai emiten itu di beberapa sektor.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
PT BEST PROFIT FUTURES
sumber : kontan
Posting Komentar