Bestprofit (01/11) -JAKARTA. Harga minyak terus menurun pada perdagangan pekan ini. Kamis (1/11) pukul 7.19 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2018 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 65,01 per barel. Harga minyak ini turun 0,46% ketimbang penutupan kemarin.
Dalam empat hari perdagangan berturut-turut, harga minyak WTI mengakumulasi penurunan 3,82% sejak Jumat pekan lalu.
Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Januari 2019 di ICE Futures pun hari ini turun 0,45% ke level US$ 74,70 per barel ketimbang harga penutupan kemarin. Dalam empat hari berturut-turut, harga minyak turun hingga 3,81%.
Harga minyak mencatat penurunan bulanan terburuk pada perdagangan Oktober yang ditutup kemarin. Harga minyak WTI turun 10,9% dan minyak brent turun 8,8% di bulan Oktober.
Ada tanda-tanda kenaikan produksi minyak global pada pertengahan pekan ini. Produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik 416.000 barel per hari ke rekor tertinggi 11,35 juta barel per hari di bulan Agustus. Data Energy Information Administration yang rilis kemarin ini menjadi salah satu penyebab penurunan harga.
Data Refinitiv menunjukkan, AS, Rusia dan Arab Saudi yang merupakan produsen minyak terbesar, menghasilkan 33 juta barel per hari pada bulan September. Angka ini naik 10 juta barel per hari jika dibandingkan dengan produksi 2010.
BACA JUGA :
- Bestprofit - Pertumbuhan Pendapatan Astra International Naik 16,41% | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Inalum Kerja Sama Hilirasi Batu Bara dengan Perusahaan asal Amerika Serikat | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Indika Energy Rencanakan Investasi US$108 Juta | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Erdogan: Ekstradisi Tersangka Pembunuh Sadis Khashoggi! Harga Emas Mundur | PT Best Profit Futures Pontianak
Di bulan Oktober, produksi minyak Rusia mencapai 11,41 juta barel per hari. Ini adalah level tertinggi sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1991.
Angka kenaikan produksi ini rilis tiga hari menjelang berlakunya sanksi AS atas ekspor minyak Iran pada 4 November mendatang.
"Ada persepsi bahwa pasokan minyak cukup saat ini untuk mengantisipasi sanksi Iran," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group kepada Reuters.
AS melarang pembelian minyak mentah dari Iran mulai hari Minggu nanti. Tapi, John Bolton, penasihat keamanan nasional AS mengatakan, meski pihaknya ingin menerapkan tekanan maksimal bagi Iran, AS tidak ingin menyusahkan negara-negara sahabat yang tergantung kepada minyak.
Impor minyak mentah Iran dari pembeli besar di Asia mencapai level terendah dalam 32 bulan terakhir pada September lalu. China, Korea Selatan, dan Jepang memangkas pembelian menjelang penerapan sanksi.
Sementara itu, di AS, persediaan minyak mentah naik 3,2 juta barel pada akhir pekan lalu. Angka ini lebih rendah daripada prediksi. Persediaan bensin dan minyak hasil penyulingan turun seiring kenaikan permintaan yang mencapai 5,4% secara tahunan.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
PT BEST PROFIT FUTURES
sumber : kontan
Posting Komentar