Bestprofit (29/01) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia di triwulan IV tahun 2018 dalam keadaan terjaga dan normal. Hal itu disimpulkan setelah sebelumnya KSSK melakukan pantauan terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fikal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.
KSSK menyebutkan, potensi risiko dari pasar global dan domestik yang perlu dicermati di antaranya adalah pelemahan pertumbuhan ekonomi global, kebijakan ekonomi AS, sengketa dagang AS dan China, potensi berlanjutnya defisit trade balance dan current account, serta segmentasi likuiditas.
“KSSK memperkuat sinergi kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial, dan mikroprudensial dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi,” jelas KSSK dalam rilis di Jakarta, Selasa (29/01/2019).
- Bestprofit - Hyundai Akan Produksi 700.000 Kendaraan Hidrogen | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Habiskan Rp 24,8 Triliun, Kata Siapa Pemilu Serentak Lebih Efesien? | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Laporan Laba 'Berotot', Dow 'Bandel' dari Keterpurukan Emiten Energi Wall Street | PT Best Profit Futures Pontianak
- Bestprofit - Investasi Bitcoin Membawa Milenial Ini Jadi Miliarder | PT Best Profit Futures Pontianak
Untuk bidang fiskal, KSSK menyebutkan, APBN 2018 ditutup dengan kinerja yang baik, di mana defisit tercatat lebih kecil, penerimaan negara di atas target, dan angka belanja negara yang sehat sebesar Rp1,94 triliun. Sementara itu, untuk bidang moneter, Bank Indonesia telah mengoptimalkan kebijakan pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar serta memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan di angka 1,76% dari PDB.
“Di sektor jasa keuangan, OJK senantiasa berupaya memperkuat kebijakan dan pengawasan terhadap sektor keuangan agar dapat meningkakan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” sambung KSSK.
Lain halnya untuk bidang penjaminan nasabah perbankan, di mana Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap tren perkembangan suku bunga simpanan perbankan yang menunjukkan tren meningkat.
Sementara itu, Bank Indonesia juga telah menaikkan porsi pemenuhan GWM Rupiah Rerata dari 2% menjadi 3% serta meningkatkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial dari 2% menjadi 4%.
“Bank Indonesia juga mempertahankan rasio countercyclical capital buffer sebesar 0% dan rasio intermediasi makroprudensial pada target kisaran 80—92%.
KSSK menyebut, bauran kebijakan akan terus dioptimalkan oleh Bank Indonesia untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga di kondisi yang sehat.
“Mengantisipasi perkembangan perekonomian tahun 2019, KSSK akan terus memperkuat sinergi dan koordinasi antaranggota KSSK, memperkuat sekretariat KSSK melalui perbaikan tata kelola, sharing informasi, dan mengintensifkan komunikasi publik,” lanjutnya.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
sumber : Investing
Posting Komentar