Best Profit - Dolar AS Turun Pasca Data Ritel, tapi Masih di Sekitar Tertinggi 3 Minggu | PT Best Profit Futures Pontianak
Bestprofit (17/09) - Dolar AS turun tipis pada Jumat (17/09) pagi di Asia tetapi tetap mendekati level tertinggi tiga minggu. Data ekonomi yang kuat dari AS menghidupkan kembali ekspektasi Federal Reserve AS akan memulai pengurangan aset lebih awal daripada yang diharapkan dan membantu membatasi kerugian mata uang AS.
Indeks Dolar AS melemah 0,03% ke 92,888 pukul 09.46 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan USD/JPY naik 0,16% di 109,87. Rupiah turun tipis 0,07% ke 14.260,0 pukul 09.55 WIB.
Pasangan AUD/USD turun tipis 0,03% ke 0,7287 dan NZD/USD sedikit melemah 0,04% di 0,7060.
Pasangan USD/CNY naik tipis 0,02% ke 6,4577 pukul 09.50 WIB. Mata uang China menghadapi tekanan dari meningkatnya kekhawatiran terhadap sektor real estat China. Semua mata tertuju pada China Evergrande Group (HK:3333) di mana pembayaran kupon obligasinya akan jatuh tempo pada minggu depan.
Pasangan GBP/USD naik tipis 0,01% ke 1,3790.
Data AS, yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa penjualan ritel inti tumbuh 1,8% bulan ke bulan dan penjualan ritel tumbuh 0,7% bulan ke bulan di Agustus.
Indeks Manufaktur Federal Reserve Philadelphia September berada di 30,7, sedangkan Philly Fed Employment berada di 26,3.
"Data kemarin cukup kuat secara keseluruhan. Pasar khawatir konsumsi akan melemah pada Agustus karena varian Delta COVID-19. Tetapi penjualan ritel secara mengejutkan kuat." Kepala Strategi Mata Uang Nomura Securities Yujiro Goto mengatakan kepada Reuters.
Investor sekarang akan menunggu dan melihat apakah data akan berdampak pada garis waktu Fed untuk pengurangan aset ketika bank sentral mengumumkan keputusan kebijakannya minggu depan. Mereka juga menunggu Indeks Ekspektasi Konsumen Michigan dan Sentimen Konsumen Michigan untuk bulan September, yang akan dirilis hari ini.
Di Jepang, persaingan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa yang menentukan siapa yang menjadi perdana menteri negara berikutnya, tampaknya berdampak terbatas pada yen sejauh ini. Pemilihan ini secara resmi dimulai pada hari Jumat menjelang pemungutan suara 29 September.
Menteri vaksin COVID-19 Taro Kono menjadi kandidat utama dalam pemilihan, diikuti oleh mantan menteri luar negeri Fumio Kishida dan mantan menteri dalam negeri Sanae Takaichi.
"Pemain makro utama dunia tidak mengharapkan perubahan kebijakan besar. Kurangnya pergerakan yen adalah buktinya," kata wakil ketua dan kepala ekonom Credit Suisse (SIX:CSGN, Hiromichi Shirakawa kepada Reuters.
Namun, ketidakpastian tentang hasilnya meningkat setelah mantan menteri dalam negeri Seiko Noda mengundurkan diri dari persaingan pada hari Kamis.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
PT BEST PROFIT FUTURES
Sumber : Investing
Posting Komentar