Jangan Simpan Uang Tapi Pergunakanlah

Kamis, 08 Mei 20140 komentar

BEST PROFIT FUTURES - Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran…..(wikipedia) jadi apakah dokrin menabung adalah benar atau salah ?
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran….(wikipedia)
Semua orang bisa SUKSES kalau bisa mempergunakan UANG tidak dengan menyimpan UANG. Kita tidak tertarik dengan data dan fakta tentang uang yang banyak manusia banggakan itu. Faktanya adalah, uang tersebut terkena inflasi dari tahun ke tahun. Inflasi, inflasi dan inflasi. Mengapa uang terkena inflasi? Salah satu penyebabnya adalah bahwa nilai intrinsik uang tidak sama dengan nilai ekstrinsiknya. Karena itulah, uang “dengan mudah” dapat dicetak sesuka hati pembuatnya.
Pengertian inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Cara menghitunga nya dapat dilihat seperti di bawah ini.
Pengertian inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
Contoh:
Harga rokok dengan merk A pada saat ini senilai Rp. 1000,- sedangkan pada tahun yang lalu harga nya Rp. 800,- maka nilainya dapat dihitung seperti ini, 125 adalah nilai inflasi saat ini.
Pengertian inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
Kalau untuk mata uang dapat dilihat seperti di bawah ini. Untuk perhitungannya pada tulisan selanjutnya akan saya uraikan disini.
Pengertian inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
Untuk konteks Indonesia, inflasi lebih sering terjadi. Berbeda misalnya dengan Jepang yang lebih cenderung terus menerus mengalami deflasi dalam jangka panjang. Mengapa di Indonesia lebih sering terjadi inflasi?Pada dasarnya secara umum inflasi disebabkan oleh dua faktor yaitu karena yang dikenal dengan istilah demand pull inflation & cost push inflation. Demand pull inflation atau inflasi karena naiknya permintaan, lebih banyak terjadi pada saat-saat tertentu. Datangnya tahun ajaran baru misalnya, akan menaikkan permintaan pemenuhan kebutuhan biaya dan  perlengkapan sekolah. Peristiwa lainnya adalah menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan puasa sampai dengan Hari Raya Idul Fitri. Kebutuhan masyarakat cenderung meningkat sehingga secara otomatis akan menggerek kenaikan permintaan. Mulai dari makanan, pakaian bahkan juga kendaraan akan bergerak naik. Implikasinya, pada momen tersebut biasanya inflasi di di dalam negeri akan meningkat.
Selanjutnya adalah memasuki bulan Desember, saat Natal  dan Tahun Baru. Kebutuhan biasanya ikut meningkat seiring perayaan Natal  dan liburan tahun baru yang mendorong peak season tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Untuk menggambarkan penyebab terjadinya cost push inflation  atau inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya,  contoh yang paling populer adalah kenaikan harga bahan bakar minyak.  Jika harga BBM naik berarti ongkos produksi meningkat. Maka produsen yang tidak ingin kehilangan profit akan membebankan kenaikan biaya tersebut pada harga jualnya. Akibatnya, harga barang-barang secara bersama-sama akan naik sehingga terjadi inflasi.
Lebih spesifik untuk Indonesia, komponen inflasi di dalam negeri terdiri dari volatile foods (komponen harga bergejolak), administered price (komponen harga yang diatur pemerintah),  core inflation (komponen inti) dan imported inflation (inflasi karena naiknya harga barang impor).
Apa sajakah yang memengaruhinya?
Yang tergolong dalam volatile foods adalah harga-harga barang yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Saat ini, indeks ini meliputi 7 (tujuh) kategori yang terdiri dari :
(1) Bahan makanan
(2) Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ;
(3) Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;
(4) Sandang;
(5) Kesehatan;
(6) Pendidikan, rekreasi dan olah raga serta terakhir
(7) Transport dan komunikasi dan jasa keuangan.

Berarti jika ada kenaikan harga dari ketujuh kategori di atas, maka komponen volatile foods akan bergerak naik  dan mendorong laju inflasi domestik. Khusus kenaikan harga bahan makanan, dikenal juga dengan istilah Agflasi atau agriculture inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga produk pertanian. Adapun untuk sisi administered price terdapat beberapa contoh yang terjadi di Indonesia. Misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)  bersubsidi. Oleh karena itu, biasanya jika pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi, maka akan berpotensi menggerek inflasi di dalam negeri. Namun selama ini, kenaikan inflasi akibat BBM biasanya cenderung berangsur turun karena masyarakat sudah mulai menyesuaikan kebutuhannya dan beradaptasi dengan kenaikan BBM itu sendiri. Maka inflasi di bulan-bulan berikutnya cenderung akan lebih rendah dibanding pada bulan pertama dan kedua penerapan harga BBM yang baru. Selain itu juga, kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, kenaikan tarif tol dan lainnya akan mendorong terjadinya inflasi.
Selanjutnya, core inflation merupakan underlying inflation  yang cenderung menetap dalam setiap pergerakan laju inflasi. Dibandingkan dengan komponen inflasi lainnya, inflasi ini cenderung dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh bank sentral atau BI karena umumnya bersifat demand pull inflation. Maksudnya jika inflasi inti cenderung naik, maka kenaikan suku bunga acuan dapat menurunkan daya beli sehingga secara keseluruhan inflasi akan mereda.
Terakhir adalah imported inflation. Semakin banyaknya kebutuhan masyarakat yang dipenuhi dari barang impor cenderung membuat komponen imported inflation kian berpengaruh dalam laju inflasi. Cara cepat untuk menangani inflasi jenis ini adalah dengan kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah. Jika rupiah menguat, maka imported inflation bisa ditekan seperti yang terjadi di pertengahan tahun 2011 lalu. Namun sebaliknya, jika rupiah cenderung terdepresiasi maka inflasi barang impor berpotensi meningkat.
Satu hal lagi yang menjadi faktor pencetus tingginya inflasi domestik adalah  kondisi geologis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dibandingkan negara lain di kawasan Asia misalnya, inflasi Indonesia cenderung tinggi. Diperlukan tambahan ongkos transportasi antar pulau  yang biasanya akan menaikkan harga jual barang-barang. Akan tetapi, sebenarnya kondisi perekonomian dengan inflasi jauh lebih baik dibanding jika mengalami deflasi.
Mengapa demikian? Karena inflasi terutama yang disebabkan oleh demand pull inflation menunjukkan tingginya permintaan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karenanya, di setiap negara umumnya memiliki target inflasi yang dianggap nyaman.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PT BESTPROFIT FUTURES PONTIANAK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger