BEST PROFIT FUTURES -
Dua minggu terakhir kami fokus mempersiapkan bahan Market Outlook 2014
yang akan diadakan di akhir minggu ini salah satu research yang kami
lakukan adalah tentang kondisi politik Indonesia menjelang Pemilu 2014
dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia pada umumnya dan Pasar
Modal pada khususnya.
Menurut kami Pemilu tahun 2014 ini
adalah salah satu pemilu paling sulit diprediksi dalam sejarah Republik
Indonesia, penyebabnya adalah sampai 3 bulan menjelang pemilu
legislative terlihat belum ada partai yang benar-benar diunggulkan dalam
peta perpolitikan kita.
Jika kita melihat beberapa pemilu
kebelakang setelah masa order baru, pemenang pemilu dapat ditebak jauh
sebelum pemilu diadakan. Tahun 1999 setelah jatuhnya masa orde baru,
popularitas Golkar turun tajam, dan dari 3 partai besar, PDI-P jelas
diunggulkan dalam masa pasca reformasi tersebut, dan kenyataannya juga
demikian.
Kepemimpinan Megawati tidak terlalu
memuasakan sehingga pada pemilu 2004 popularitas PDI-P turun, sehingga
Golkar kembali berhasil merebut tempat pertama, pemilu ini juga disertai
dengan kemunculan Partai Demokrat atau lebih tepatnya SBY, sebagai
kandidat baru dalam bursa Presiden, jika kita lihat kebelakang SBY
sebenarnya tidak memiliki track record yang mengaggumkan, satu-satunya
kelebihan SBY pada saat itu adalah dianggap sebagai kandidat yang belum
melakukan kesalahan.
Tahun 2009 pemerintahan SBY dianggap
sukses, sehingga popularitas Demokrat ikut naik dan berhasil mengalahkan
Golkar dan PDI-P, ‘kebijakan ekonomi’ Auto Pilot dianggap sebagai
pilihan terbaik ditengah kemajuan pesat Ekonomi Indonesia saat itu,
dimana para pengusaha sibuk mengembangkan bisnisnya masing-masing, yang
secara otomatis akan mendorong pertumbuhan Ekonomi tanpa dingganggu
oleh berbagai kebijakan yang baru, sementara SBY menyibukan dirinya
dengan urusan pribadi, (curhat, buat lagu, dan melakukan berbagai
kunjungan kenegaraan)
Namun seperti kita ketahui kebijakan
tersebut akhirnya membuat ekonomi Indonesia terlalu bergantung pada
import, dan menjadi goyah ketika nilai tukar Rupiah melemah seperti saat
ini.
Kembali ke Pemilu 2014 sampai saat ini
sangat sulit memprediksi siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia
selanjutnya, karena berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, sampai saat
ini pun belum jelas siapa yang akan mencalonkan diri sebagai Presiden.
Beberapa kandidat yang pantas diperhitungkan adalah :
ABURIZAL BAKRIE
Sampai saat ini ARB adalah satu-satunya
calon yang hampir pasti maju, sebagai calon dari partai terbesar di
Indonesia, Golkar kemungkinan akan memenuhi batas minimal kursi DPR pada
pemilu legislative, sehingga dapat mencalonkan Bakrie sebagai calon
presiden, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Namun ironisnya dari kandidat yang ada,
ARB adalah calon dengan popularitas paling rendah. Masalah lapindo,dan
hancurnya perusahaan-perusahaan yang dipimpin keluarganya jelas
mempengaruhi penilaian masyarakat kepada pemimpin partai Golkar ini.
Untuk pasar modal sendiri jika ARB
menang kemungkinan dapat menolong perusahaan-perusahaannya yang dalam
kondisi kritis. Namun secara keseluruhan kondisinya bisa berbeda, gaya
kepemimpinan Bakrie dalam menjalankan perusahaan adalah salah satu acuan
bagaimana ARB akan memimpin negara di masa yang akan datang, dan gaya
tersebut bisa membuat ekonomi Indonesia dalam bahaya. Para Investor
Asing kemungkinan akan lebih berhati-hati untuk menanamkan modalnya di
Indonesia jika ARB menjadi Presiden. Kenaikan Bakrie juga menjadi berita
buruk bagi pesaing-pesaingnya di dunia usaha, termasuk banyak
perusahaan mapan yang berkiprah di bursa.
PRABOWO SUBIANTO
Sebelum kemunculan Jokowi, Prabowo
adalah calon kuat Presiden Indonesia selanjutnya, secara profil Prabowo
memiliki kempiripan dengan SBY dua periode lalu, di saat rakyat sudah
bosan dengan calon-calon lama, Prabowo muncul memberikan opsi yang baru,
seorang sosok penuh kharisma, memiliki latar belakang keluarga penguasa
Indonesia dan sudah dikenal publik. Belum lagi sosok Orang Jawa dan
Militer. Prabowo sebenarnya adalah sosok yang pas untuk menjadi Presiden
selanjutnya di tengah kejenuhan orang dengan politisi-politisi lama.
Namun di sisi lain beliau juga memiliki
beberapa ‘cacat’ salah satu yang berhubungan dengan Pasar Modal adalah,
dalam kampanye tahun 2009 lalu Prabowo mengedepankan ekonomi kerakyatan,
salah implikasi yang mungkin terjadi dari kebijakan tersebut adalah
dengan melakukan Nasionalisasi perusahaan-perusahaan BUMN yang listing
di Bursa, juga perusahan-perusahaan pertambangan asing yang ada di
Indonesia.
Jika itu benar-benar dilakukan jika
Prabowo menjadi presiden, hal tersebut jelas merupakan musibah bagi
pasar modal kita karena Investor asing dan emiten BUMN adalah tulang
punggung IHSG.
Menjelang pemilu ini Prabowo belum
banyak bergerak kemungkinan karena masih ‘menunggu angin’ berpihak
padanya, jadi kita belum mendengar statement dan rencananya akan prinsip
ekonomi kerakyatan yang akan dilakukan jika menjabat sebagai Presiden.
Jika Jokowi tidak jadi maju Prabowo
kemungkinan akan menjadi unggulan utama, dan menarik melihat reaksi
pasar jika hal ini terjadi.
MEGAWATI
Jika dalam 2 pemilu terakhir, Megawati
selalu kalah dalam pemilihan presiden, tahun ini pun hasilnya
kemungkinan besar akan sama, kecuali dia bisa mengajak Jokowi untuk
menjadi wakilnya.
WIRANTO / JUSUF KALLA / HATTA RAJASA / DLL
Calon – calon ini memiliki ciri-ciri
yang sama, tidak memiliki dukungan partai yang cukup kuat untuk
mencalonkan diri menjadi Presiden tanpa dukungan Partai lain, namun
bukan merupakan sosok yang dianggap berpotensi dapat memenangi Pilpres
untuk mendapat dukungan dari partai lain.
JOKOWI
Matan Walikota Solo ini sedang merasakan
popularitas yang belum pernah dirasakan oleh politikus-politikus lain
sebelumnya. Untuk pertama kalinya ada politikus yang ‘diminta rakyat’
untuk mencalonkan diri sebagai Presiden, kemenangannya dalam PilGub
Jakarta menunjukan seberapa besar kekuatan rakyat yang mendukung Jokowi,
mayoritas kalangan pro perubahan, intelektual, mahasiswa siap mendukung
Jokowi untuk menjadi Presiden, bukan hanya memilih, banyak orang yang
bahkan bersedia menjadi team sukses Jokowi secara sukarela.
Namun seperti kita ketahui sebagai kader
PDI-P, kendali depegang sepenuhnya oleh Megawati, yang notabene masih
sangat berambisi untuk kembali menjadi Presiden. Megawati sendiri
menyadari benar kondisinya saat ini yang hampir tidak mungkin menang
jika beliau memaksa maju, dan meninggalkan Jokowi.
Beberapa hal yang kami dapatkan dari hasil research kami tentang kondisi Jokowi saat ini.
Jokowi, maju sekarang atau tidak sama sekali.
Mungkin pernyataan ini masih spekulatif
namun saya yakin hal yang sama juga sudah dipikirkan Jokowi. Seperti
dibahas di atas popularitas Jokowi sedang sangat tinggi saat ini, dan
bisa dibilang tidak bisa lebih tinggi lagi namun sangat mungkin dapat
turun jika dia tidak mencalonkan diri saat ini.
Seperti kita ketahui saat ini image
orang akan Jokowi adalah pemimpin yang tulus, jujur dan bersih, dan
berhasil selama menjabat sebagai walikota Solo, bukan hanya itu Jokowi
juga di anggap sebagai politisi yang memegang janji-janji politiknya
dengan memulai pembangunan Mono Rail dan menaikan UMR Jakarta, Sebagai
politisi sudah hampir tidak ada lagi yang bisa meningkat dari image
tersebut, di sisi lain dalam 5 tahun kedepan kemungkinan popularitasnya
malah akan turun.
Seiring dengan berkurangnya pemberitaan media dan masalah-masalah yang mungkin saja dihadapi di masa yang akan datang.
Selain itu jika Jokowi tidak maju dalam
Pilpres, hampir bisa dipastikan Megawati tidak akan menang dalam pemilu,
artinya lawan politik Jokowi dalam Pilpres yang akan datang adalah
Presiden RI, bukan mustahil karir Jokowi sebagai Gubernur Jakarta akan
mengalami banyak kesulitan karena Presiden akan berusaha menjatuhkan
popularitasnya di mata masyarakat, selama 4 tahun masa jabatan Jokowi.
Jokowi bisa menang bahkan sebagai Wakil Presiden.
Keengganan PDI-P mengumumkan siapa calon presidennya sebelum pemilu legislative memberikan indikasi yang kuat ke arah situ.
Jika Mega sudah legowo merelakan Jokowi
sebagai Calon Presiden dari PDI-P tentu pengumumannya sudah keluar saat
ini atau paling tidak dalam waktu dekat. Karena hal tersebut dapat
meningkatkan perolehan suara PDI-P dalam pemilu legislative bulan April,
dengan demikian PDI-P sudah hampir pasti menang pemilu, menguasai
parlemen dan menang dalam Pilpres.
Alasan mengumumkan bakal calon setelah
pemilu legislative adalah pertanda yang kuat bahwa Megawati masih akan
maju sebagai Presiden tahun ini, Jokowi sendiri kemungkinan akan
ditawarkan sebagai Wakil Presiden, pemimpin pemerintahan, sekaligus
‘pewaris’ tahta 5 tahun yang akan datang.
Road show Mega – Jokowi, dalam beberapa
bulan terakhir merupakan strategi PDI-P dalam meningkatkan popularitas
Jokowi sehingga bukan saja dia bisa menang jika dicalonkan menjadi
Presiden, tetapi juga jika dicalonkan sebagai wakil presiden.
Jika kita bayangkan kepemimpinan MEGA –
JOKOWI sepertinya tidak buruk, selama Megawati memberikan kesempatan
untuk Jokowi bekerja dan Mega menjalankan peran sebagai ‘ibu negara’.
Hal ini juga bisa memberikan kestabilan politik yang lebih baik karena
sebagai pemain baru Jokowi butuh seorang yang melindunginya, juga
koneksi-koneksi yang dimiliki oleh Mega.
Untuk Pasar Modal sendiri duet ini
kemungkinan cukup bisa diterima, dan diharapkan bisa lebih baik daripada
calon-calon di atas. Kestabilan politik, pemerintah yang tidak ‘anti
pengusaha’ dan dicintai oleh rakyat kemungkinan dapat diwujudkan oleh
pasangan ini.
Selain keberadaan Jokowi dapat
meningkatkan efisiensi dan kinerja pemerintahan, yang selama ini selalu
menjadi masalah dalam pertumbukan ekonomi Indonesia.
Intinya sebagai pelaku pasar, saya
mengharapkan kepemimpinan yang stabil dan tanpa ada gejolak politik,
ekonomi apalagi sosial. Mejelang pemilu sendiri semakin cepat adanya
kejelasan akan langkah Megawati, semakin mudah diprediksi hasil pemilu
yang akan datang, dan hal tersebut adalah sesuatu yang baik untuk pasar
modal, karena para pengusaha dan pelaku pasar dapat segera
mempersiapakan diri pada pemerintahan yang selanjutnya.
Mari kita sama-sama berdoa untuk Pemilu bersih. lancar dan memenuhi aspirasi rakyat untuk Indonesia yang lebih baik.
Posting Komentar