Bestprofit Futures - Menghadapi Pasar Bebas
Perdagangan bebas dengan beberapa negara telah dibuka, salah satunya
dengan China. Sebagai konsekuensinya, barang-barang produksi dari luar
negeri sedikit banyak menggerus pasar yang dikuasai produsen domestik.
Tak hanya harus menelan pil pahit pasarnya ‘dijarah’, tetapi para
pengusaha lokal Indonesia juga tak sedikit yang harus gulung tikar
akibat tidak lakunya barang yang mereka jual.
Dan merupakan sebuah dilema tersendiri karena di satu sisi barang-barang produksi China memang harganya sangat kompetitif (meski kualitas kurang terjamin) sehingga kecil kemungkinan pembeli tidak tertarik. Namun di sisi lain, barang-barang produksi China ‘menyingkirkan’ barang-barang produksi produsen lokal yang harganya lebih tinggi atau setara.
Bestprofit Futures - Nah, jika Anda adalah salah satu pengusaha lokal yang ikut merasakan ganasnya perang harga dengan produk-produk China yang menggempur pasar akhir-akhir ini, simak trik-trik cerdas untuk bisa menjadi jawara ,yang disarikan dari pendapat Rick Weaver, pimpinan Max Impact Corporation, sebuah perusahaan pengembangan strategi dan kepemimpinan di AS.
1. Berpikirlah dengan metode keranjang-pasarHindari peletakan barang-barang “lost leader” (barang yang terjual lebih sedikit dari stok yang tersedia; barang yang kurang laku) di dekat pintu toko Anda. Akan lebih lebih baik jika Anda mendorong pelanggan untuk melewati barisan produk-produk yang harganya telah dinaikkan hingga menuju ke barang-barang gratisan. Anda bisa mencapai titik impas atau bahkan mencetak laba jika pelanggan memenuhi keranjang belanja mereka dengan barang-barang yang diambil secara impulsif, baik dari atau ke barang yang kurang laku (lost leaders). Intinya: doronglah pelanggan untuk membeli lebih dari yang mereka semula rencanakan.
2. Jangan bersaiang dengan bisnis yang lebih besarBagi Anda yang masih menjalankan usaha skala kecil, lebih baik berpegang teguhlah pada harga yang Anda miliki sekarang. Jangan turunkan benderol harga hanya karena ingin bersaing dan menaklukkan jaringan toko yang lebih besar. Daripada berambisi seperti itu, pusatkan pikiran dan usaha Anda pada cara agar bisa menciptakan nilai-nilai tersendiri seperti personalitas, keramahtamahan, kemudahan dalam kustomisasi barang, dan sebagainya. Berikan hal-hal yang TIDAK bisa diberikan oleh jaringan toko yang lebih besar. Dengan begitu, usaha Anda akan memiliki sebuah tempat tersendiri yang tak tergantikan di hati pelanggan. Jadi alih-alih melakukan strategi menyerang yang melelahkan bukankah lebih baik mengokohkan diri dari dalam?
3. Jangan patok harga lebih rendah dari bersaingKesalahan terbesar yang banyak dilakukan pelaku usaha kecil dalam perang harga dengan produk China ialah mereka terseret ‘arus’. Mereka tanpa pikir panjang tergerak untuk selalu mematok harga yang lebih murah daripada pesaingnya. Padahal jika dicermati, langkah tersebut justru menjadi sebuah bunuh diri bagi usaha yang dirintis.
Mematok harga yang sama atau sedikit lebih tinggi bisa dilakukan. Dan jangan terlalu pesimistis bahwa pelanggan akan meninggalkan Anda. Asalkan Anda memiliki kelebihan kompetitif dari pesaing, harga yang lebih tinggi pun relatif tidak akan menekan angka penjualan. Selain itu, masyarakat akan memiliki lebih banyak opsi, yang pada gilirannya akan membuat suasana persaingan pasar menjadi lebih sehat. Perang harga yang tak terkendali jsutru merugikan konsumen karena kualitas produk atau jasa dapat dipastikan menjadi terabaikan. Sebuah contoh nyata ialah apa yang terjadi pada industri telekomunikasi seluler kita beberapa tahun terakhir.
4. Tetap perlakukan pelanggan dengan baikBukan kesalahan pelanggan apabila Anda tidak bisa menjual sebuah barang tanpa bisa mencapai batas untung yang Anda harapkan. Jadi jangan perlakukan pelanggan Anda dengan buruk karena Anda butuh pelampiasan kejengkelan Anda atas situasi yang Anda sedang hadapi. Perlakukan mereka dengan sopan, hormat, dan senang hati. Ini memang sulit dilakukan, tetapi tidak mustahil. Perlakuan yang buruk pada pelanggan justru akan membuat Anda rugi dua kali: kehilangan untung dan kehilangan pelanggan setia.
5. Berpihak hanya pada pelanggan/konsumenHidup itu seperti gelombang dalam kolam. Sebuah gelombang yang Anda kirimkan niscaya akan kembali pada Anda, dengan berbagai cara dan jalan yang tidak pernah diduga. Hal yang sama juga berlaku pada bisnis. Bantulah pelanggan kita untuk meraih kemenangan dan mereka, tanpa harus diminta/ dipaksa, akan menjadi rekan setia Anda. Di dekade 1990-an perusahaan “Toys R Us” memenangkan perang harga dengan jalan mengukuhkan posisi mereka di pasar sebagai produsen popok bayi terkemuka yang mampu menawarkan harga paling terjangkau. Mereka berhasil memertahankan gelar itu dan memegang erat kesetiaan pelanggan bahkan setelah mereka menaikkan harga jual produk hingga ke level yang lebih menguntungkan.
Kini tugas Anda sebagai entrepreneur adalah bagaimana membalikkan perang harga yang ada di depan mata sebagai sebuah celah yang bisa mengantarkan usaha Anda menuju ke tingkat yang lebih tinggi, bukan jurang kegagalan. Menghindari perang harga dengan produk China adalah sesuatu yang hampir mustahil. Maka dari itulah, Anda perlu lakukan pendekatan yang bertujuan mempertahankan pelanggan yang ada, dan jika bisa, menaikkan jumlah pelanggan baru.
Dan merupakan sebuah dilema tersendiri karena di satu sisi barang-barang produksi China memang harganya sangat kompetitif (meski kualitas kurang terjamin) sehingga kecil kemungkinan pembeli tidak tertarik. Namun di sisi lain, barang-barang produksi China ‘menyingkirkan’ barang-barang produksi produsen lokal yang harganya lebih tinggi atau setara.
Bestprofit Futures - Nah, jika Anda adalah salah satu pengusaha lokal yang ikut merasakan ganasnya perang harga dengan produk-produk China yang menggempur pasar akhir-akhir ini, simak trik-trik cerdas untuk bisa menjadi jawara ,yang disarikan dari pendapat Rick Weaver, pimpinan Max Impact Corporation, sebuah perusahaan pengembangan strategi dan kepemimpinan di AS.
1. Berpikirlah dengan metode keranjang-pasarHindari peletakan barang-barang “lost leader” (barang yang terjual lebih sedikit dari stok yang tersedia; barang yang kurang laku) di dekat pintu toko Anda. Akan lebih lebih baik jika Anda mendorong pelanggan untuk melewati barisan produk-produk yang harganya telah dinaikkan hingga menuju ke barang-barang gratisan. Anda bisa mencapai titik impas atau bahkan mencetak laba jika pelanggan memenuhi keranjang belanja mereka dengan barang-barang yang diambil secara impulsif, baik dari atau ke barang yang kurang laku (lost leaders). Intinya: doronglah pelanggan untuk membeli lebih dari yang mereka semula rencanakan.
2. Jangan bersaiang dengan bisnis yang lebih besarBagi Anda yang masih menjalankan usaha skala kecil, lebih baik berpegang teguhlah pada harga yang Anda miliki sekarang. Jangan turunkan benderol harga hanya karena ingin bersaing dan menaklukkan jaringan toko yang lebih besar. Daripada berambisi seperti itu, pusatkan pikiran dan usaha Anda pada cara agar bisa menciptakan nilai-nilai tersendiri seperti personalitas, keramahtamahan, kemudahan dalam kustomisasi barang, dan sebagainya. Berikan hal-hal yang TIDAK bisa diberikan oleh jaringan toko yang lebih besar. Dengan begitu, usaha Anda akan memiliki sebuah tempat tersendiri yang tak tergantikan di hati pelanggan. Jadi alih-alih melakukan strategi menyerang yang melelahkan bukankah lebih baik mengokohkan diri dari dalam?
3. Jangan patok harga lebih rendah dari bersaingKesalahan terbesar yang banyak dilakukan pelaku usaha kecil dalam perang harga dengan produk China ialah mereka terseret ‘arus’. Mereka tanpa pikir panjang tergerak untuk selalu mematok harga yang lebih murah daripada pesaingnya. Padahal jika dicermati, langkah tersebut justru menjadi sebuah bunuh diri bagi usaha yang dirintis.
Mematok harga yang sama atau sedikit lebih tinggi bisa dilakukan. Dan jangan terlalu pesimistis bahwa pelanggan akan meninggalkan Anda. Asalkan Anda memiliki kelebihan kompetitif dari pesaing, harga yang lebih tinggi pun relatif tidak akan menekan angka penjualan. Selain itu, masyarakat akan memiliki lebih banyak opsi, yang pada gilirannya akan membuat suasana persaingan pasar menjadi lebih sehat. Perang harga yang tak terkendali jsutru merugikan konsumen karena kualitas produk atau jasa dapat dipastikan menjadi terabaikan. Sebuah contoh nyata ialah apa yang terjadi pada industri telekomunikasi seluler kita beberapa tahun terakhir.
4. Tetap perlakukan pelanggan dengan baikBukan kesalahan pelanggan apabila Anda tidak bisa menjual sebuah barang tanpa bisa mencapai batas untung yang Anda harapkan. Jadi jangan perlakukan pelanggan Anda dengan buruk karena Anda butuh pelampiasan kejengkelan Anda atas situasi yang Anda sedang hadapi. Perlakukan mereka dengan sopan, hormat, dan senang hati. Ini memang sulit dilakukan, tetapi tidak mustahil. Perlakuan yang buruk pada pelanggan justru akan membuat Anda rugi dua kali: kehilangan untung dan kehilangan pelanggan setia.
5. Berpihak hanya pada pelanggan/konsumenHidup itu seperti gelombang dalam kolam. Sebuah gelombang yang Anda kirimkan niscaya akan kembali pada Anda, dengan berbagai cara dan jalan yang tidak pernah diduga. Hal yang sama juga berlaku pada bisnis. Bantulah pelanggan kita untuk meraih kemenangan dan mereka, tanpa harus diminta/ dipaksa, akan menjadi rekan setia Anda. Di dekade 1990-an perusahaan “Toys R Us” memenangkan perang harga dengan jalan mengukuhkan posisi mereka di pasar sebagai produsen popok bayi terkemuka yang mampu menawarkan harga paling terjangkau. Mereka berhasil memertahankan gelar itu dan memegang erat kesetiaan pelanggan bahkan setelah mereka menaikkan harga jual produk hingga ke level yang lebih menguntungkan.
Kini tugas Anda sebagai entrepreneur adalah bagaimana membalikkan perang harga yang ada di depan mata sebagai sebuah celah yang bisa mengantarkan usaha Anda menuju ke tingkat yang lebih tinggi, bukan jurang kegagalan. Menghindari perang harga dengan produk China adalah sesuatu yang hampir mustahil. Maka dari itulah, Anda perlu lakukan pendekatan yang bertujuan mempertahankan pelanggan yang ada, dan jika bisa, menaikkan jumlah pelanggan baru.
Posting Komentar