OJK : UMKM Harus di Perhatikan

Rabu, 13 Agustus 20140 komentar

Bestprofit Futures - OJK : UMKM Harus di Perhatikan

Sudah saatnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Pasalnya UMKM memiliki potensi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"UMKM itu penting, dia bisa menyerap tenaga kerja yang sangat banyak kemudian hampir 99 persen sektor usaha Indonesia masuk dalam UMKM, oleh karena itu UMKM sangat berpengaruh dalam peningkatan taraf hidup masyarakat," ungkap Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad, saat ditemui di Balai Kartini, Rabu (13/8/2014).

Dia berpendapat, UMKM termasuk jenis usaha yang memiliki daya tahan terhadap gejolak ekonomi. Hal ini dibuktikan ketika krisis menghantam Indonesia pada 2008 silam.

"Terbukti dari krisis besar yang pernah dialami Indonesia, terlihat bahwa UMKM memiliki daya tahan yang kuat dalam gejolak perekonomian, ini bisa jaga stabilitas perekonomian," jelas dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini kebutuhan UMKM sudah dilayani banyak pihak. Namun, di tahun mendatang diharapkan ada perbaikan terhadap UMKM terutama dalam akses modal.

"Banyak pihak yang konsen kepada pembiayaan UMKM ini, dari mulai perbankan sampai pada lembaga pemerintah, di masa mendatang perlu adanya perubahan paradigma mengenai UMKM, ini semua terutama untuk upayakan akses modal UMKM supaya bisa mudah," tukasnya.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong berkembangnya usaha-usaha kecil. Pasalnya, usaha-usaha kecil juga menjadi salah satu pendorong ekonomi Indonesia.

Anggota Dewan Komisioner OJK Firdaus Djaelani berkeinginan untuk mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, sektor UMKM banyak menyerap tenaga kerja.

"Di konglomerasi hanya 5 persen-an, semakin mau mendorong dorong pemerataan. Pengalaman menunjukkan, 2008 ketika negara lain kita krisis kita bisa bertahan karena basis ekonomi UMKM," jelas dia di Hotel Le Meridien, Jakarta semalam.

Menurut dia, ada beberapa tantangan industri keuangan jasa syariah dan kenapa pangsa pasarnya baru 5 persen. Dia mengatakan, memang ada beberapa yang perlu dibenahi seperti kondisi yang dihadapi seperti kapasitas yang terbatas, kurangnya infrastruktur belum terlalu banyak dibandingkan konvensional.

"Selain itu masih banyak, kalau mau garap pesantren, di tengahnya mungkin ATM konvensional. kalau di situ yang beroperasi bank syariah alangkah indahnya. Branchless Banking diharapkan mampu menembus masyarakat bawah untuk menginvestasikan dananya di keuangan syariah," pungkasnya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PT BESTPROFIT FUTURES PONTIANAK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger