Insiden tersebut tidak hanya menggemparkmzan bagi masyarakat, tetapi juga bagi pelaku pasar di bursa. Tidak dimungkiri bahwa psikologis pelaku pasar sempat terpengaruh oleh kejadian tersebut sehingga berimbas pula pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa ada kemungkinan koreksi IHSG terpengaruh oleh ledakan tersebut. Namun, di sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang saat ini juga tengah lesu.
BACA JUGA :
- PT BestProfit - Kurs Yuan Stabil Pasca Rilis Data PMI Cina | PT Best Profit Futures Pontianak
- PT BestProfit - Harga Minyak Turun Dipicu UU Terbaru AS terkait Hong Kong, Cina Protes Keras | PT Best Profit Futures Pontianak
- PT BestProfit - Divestasi Saham Asuransi Adira ke Perusahaan Asal Swiss, Bank Danamon Kantongi Nilai Fantastis! | PT Best Profit Futures Pontianak
- PT BestProfit - Perundingan Dagang Cina-AS Buat Pergerakan Mata Uang Utama Terbatas | PT Best Profit Futures Pontianak
"Mungkin (pengaruh) bom ada koreksi. Faktor eksternal juga yang sedang turun jadi (IHSG) juga turun," jelas Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Sebagai informasi, IHSG dibuka dengan koreksi pada awal perdagangan sesi I pagi tadi. Selang beberapa menit usai pembukaan, koreksi IHSG semakin mendalam hingga menyentuh level terendah di 6.107,64.
Terjungkalnya IHSG ke zona merah tidak terlepas dari maraknya aksi tarik dana oleh investor, baik asing maupun domestik dengan nilai jual masing-masing mencapai Rp6,35 miliar dan Rp34,14 miliar. Aktivitas perdagangan saham hingga saat ini meliputi 3,19 miliar saham dengan nilai transaksi harian sebesar Rp2,02 triliun.
Selain faktor domestik, pergerakan IHSG menjadi terbatas karena pengaruh global, terutama soal eskalasi perang dagang. Saat ini, keempat indeks saham utama di Asia kompak melemah sehingga turut menyeret IHSG ke zona merah. Indeks Nikkei turun 0,71%, Hang Seng turun 0,15%, Shanghai turun 0,11%, dan Strait Times turun 0,20%.
Posting Komentar