BEST PROFIT FUTURES -
Komoditas yang lazim dikenal orang seperti minyak, beras, cokelat,
logam, dan emas bisa saja kembali populer untuk sementara waktu–seperti
yang pernah terjadi–kalau pasar-pasar saham di seluruh dunia memberi
para investor pengembalian yang buruk.
Pertumbuhan pesat di negara-negara
berpenduduk padat seperti Cina dan India serta meningkatnya konsumsi di
pasar-pasar berkembang juga mendorong kebutuhan akan lebih banyak
minyak, lebih banyak kopi, lebih banyak daging, dan lebih banyak beras.
Komoditas menawarkan perlindungan dari
inflasi dan kekacauan. Maklum, komoditas adalah kebutuhan utama, siapa
pun tidak bisa lepas darinya; sungguh berbeda dengan aset lain seperti
saham dan obligasi. Komoditas juga memiliki ”wujud” sehingga konsep
investasi ke dalamnya lebih mudah dipahami kebanyakan orang. Semua ini
hanyalah sebagian alasan kenapa komoditas menarik di mata begitu banyak
investor.
Investor retail bisa berinvestasi ke
komoditas lewat beragam produk seperti saham sektor komoditas, indeks
komoditas untuk investasi, indeks future komoditas, reksadana komoditas, dan future
komoditas terkelola. Investasi saham di perusahaan-perusahaan yang
mengurusi komoditas memberi Anda paparan sesuai keinginan tanpa membeli
komoditas terkait. Tapi produk ini juga memaparkan Anda ke gejolak pasar
saham. Derivatif seperti future terkelola cocok untuk proteksi (hedging) dengan sedikit atau tanpa modal.
Kebanyakan orang menganggap minyak
pilihan tepat untuk investor yang ingin menangguk keuntungan dari
periode pertumbuhan ekonomi kuat. Tapi produk investasi minyak yang
lainnya, seperti future minyak atau saham perusahaan minyak,
butuh pengawasan konstan dan cermat. Kenapa? Sebagian karena gejolak
yang diakibatkan pengaruh luar biasa dari berbagai sumber seperti
lembaga internasional, politisi, dan kelompok berkepentingan lainnya.
Industri terkait air,
seperti mereka yang bertanggung jawab atas penyediaan air minum dan jasa
pemrosesan limbah air, termasuk industri terbesar di dunia. Kini,
dengan kebutuhan yang meningkat berlipat ganda, mereka berniat melakukan
ekspansi lebih jauh.
Komoditas agrikultur
bernasib sama dengan minyak–menderita akibat gejolak–mengingat
agrikultur termasuk industri sensitif secara politis, ditambah
sensitivitas tinggi dari kebutuhan harga-harga makanan. Juga, penimbunan
produk-produk agrikultur lazim dilakukan selama inflasi makanan atau
musim paceklik. Karena itulah, kalau Anda butuh alat proteksi (hedging),
produk-produk agrikultur layak Anda pertimbangkan. Juga kalau Anda
investor berpengalaman yang rela menghadapi risiko lebih besar demi
potensi pengembalian lebih besar.
Tips untuk Investor Komoditas
2. Kelangkaan komoditas masih akan bertahan cukup lama.
Kurangnya investasi di ekstraksi, produksi, dan transportasi komoditas
selama ini–hingga baru-baru ini–mengakibatkan pembatasan persediaan,
juga peningkatan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai
pasar. Produsen baru saja membalik tren minim investasi ini, jadi
ingat-ingatlah: mungkin butuh waktu cukup lama sebelum persediaan
sanggup mengimbangi kebutuhan.
3. Waspadai spekulator.
Selama ini reputasi buruk komoditas muncul akibat gejolaknya maupun
banyaknya spekulator yang berniat mengejar pengembalian agresif. Saat
harga-harga di pasar uang tunai lebih rendah dari harga-harga di pasar future komoditas, faktor spekulasi bisa jadi lebih tinggi ketimbang kebutuhan yang mendasarinya. Kenali risiko sebelum berinvestasi.
Posting Komentar