BESTPROFIT FUTURES
– Sungguh kuat efek Joko Widodo (Jokowi) mendorong indeks harga saham
gabungan (IHSG). Pada Jumat (14/3) pagi hingga siang IHSG masih kembang
kempis, tapi setelah Jokowi menyatakan kesiapannya menjadi calon
presiden (capres), hanya dalam waktu singkat IHSG melonjak cukup
signifikan.
Sekitar satu jam di akhir sesi perdagangan, IHSG menguat diatas 3%
menjadi 4.878,64 pada penutupan pasar saham. Tidak ketinggalan juga
nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami penguatan cukup tajam dari
semula Rp 11.435 menjadi Rp 11.356 per dolar AS. Dalam kaidah ekonomi,
kejadian ini disebut sebagai surprises. Berita pencapresan Jokowi mampu
meningkatkan volatilitas pasar saham.
Pasar begitu bergairah ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri, pada Jumat sore pekan lalu,
memberikan mandat kepada Jokowi sebagai capres 2014 dan ada berita
deklarasi Jokowi menyatakan siap melaksanakan mandat partai tersebut.
Dua berita terkait tersebut merupakan berita baik yang tiba-tiba
muncul di tengah kejenuhan pasar. Berita inilah yang dapat dikategorikan
sebagai surprises positif. Surprises ini diprediksi dapat menjadi titik pijak lompatan IHSG dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Fundamental dan Teknikal
Seringkali dalam rangka valuasi saham, investor terkendala apakah akan
menganut fundamentalis atau teknikalis. Para fundamentalis berpendapat
bahwa aspek fundamental itu menggerakkan grafik (chart).
Bukan sebaliknya. Dengan demikian fundamentalis merasa penting untuk melakukan analisis fundamental sebelum melakukan trading.
Sedangkan para teknikalis berpendapat bahwa pergerakan harga saham itu
memiliki pola yang akan berulang sesuai tatanan yang ada. Dengan
demikian teknikalis cukup melakukan analisis chart untuk
memprediksi ke mana arah harga saham. Investor awam akan sulit untuk
menentukan dasar pijakan mana yang lebih baik dilakukan dalam valuasi
saham.
Ada cara analisis sederhana yang cukup efektif, yaitu gabungan
fundamentalis dan teknikalis. Cara ini berlandaskan pada dua dasar
pemikiran. Pertama, pada dasarnya semua aspek fundamental baik ekonomi
makro, ekonomi mikro maupun eksternal ekonomi, itu akan tercermin ke
dalam harga saham. Semua aspek ekonomi mikro, misalnya finansial
perusahaan, manajemen, tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), dan lainnya, itu tercermin ke dalam harga saham.
Demikian pula semua aspek indikator ekonomi makro, misalnya kebijakan
pemerintah, Bank Indonesia, data inflasi, kebijakan bank sentral
Amerika Serikat (The Fed), dan lainnya, juga tercermin ke dalam harga
saham. Faktor eksternal ekonomi yang meliputi sentimen negatif/positif,
bencana alam, perang dan kekhawatiran pasar dan lainnya juga sudah
tercermin ke dalam harga pasar.
Dengan demikian harga saham diyakini sudah mencerminkan seluruh aspek
fundamental, sehingga Anda dapat menganalisis potensi pertumbuhan saham
melalui data harga saham tersebut.
Kedua, setiap saham yang berkualitas berpotensi melonjak harganya sebagai respons terhadap surprises positif. Hal ini berarti ada saham yang harganya melonjak pada momen Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 dan Pilpres 2009.
Para teknikalis meyakini bahwa harga saham dapat terpola kembali
sesuai pola yang berulang. Dengan dasar pemikiran ini diharapkan ada
pengulangan sejarah terjadinya lonjakan harga saham akibat surprises positif pada Pilpres 2014 kali ini. Dengan dua pemikiran dasar tersebut maka dapat dilakukan riset terhadap harga saham.
Pilihlah beberapa saham dari indeks yang populer, seperti Kompas100,
LQ45, Pefindo25, Bisnis27, dan lain-lainl. Unduhlah data harga saham
bulanan, misalnya melalui website gratis finance.yahoo.com.
Perhatikan harga saham di tahun pilpres, khususnya 2004, 2009. Investor
pada Pilpres 2004 dan 2009 sudah cukup rasional dibanding investor pada
Pilpres 1999 yang masih cenderung irasional.
Lakukan analisis laba atas investasi (return of investment/ROI
masing-masing saham dengan rumus ROI = (S1-S0)/S0, di mana S1 adalah
harga saham pada Desember tahun pilpres. Sedangkan S0 adalah harga saham
pada Desember tahun sebelum pilpres. Hasil ROI inilah yang menunjukkan
seberapa tinggi harga saham tersebut melonjak di tahun pilpres.
Dari riset sederhana ini bisa diperoleh gambaran bahwa pada Pilpres
2004 ada beberapa saham melonjak di atas ROI 100% dalam waktu satu tahun
pilpres. Misalnya saham PTRO, ENRG, DILD, KIJA, LPCK, ADHI, BBRI, BDMN
dan lainnya. Bahkan ada satu saham, yaitu ADHI, yang mampu melonjak ROI
lebih dari 200% dalam satu tahun.
Selanjutnya, dari analisis saham pada Pilpres 2009 diperoleh lebih
banyak lagi saham dengan ROI yang melonjak diatas 100%. Saham tersebut
misalnya AALI, LSIP, ADRO, ITMG, PTBA, PTRO, ENRG, ANTM, INTP, SMCB,
CPIN, JPFA, ASII, ICBP, INDF, MYOR, GGRM, KLBF, PGAS, ASRI, BSDE, CTRA,
CTRS, KIJA, SMRA, BBNI, BMRI, BTPN, UNTR, ACES, TRAM, dan lainnya.
Surprises positif ini membuat harga saham tertentu dapat melonjak.
Menariknya, kalau diteliti lebih dalam lagi, Anda akan tercengang.
Beberapa emiten bahkan mampu mencapai ROI beberapa ratus persen dalam
satu tahun pilpres. Luar biasa.
Tren Pertumbuhan ROI
Apakah sejarah akan berulang? Potensi itu ada saat ini karena adanya
surprises Jokowi atau surprises positif lainnya. Ini mengingat tahun
pilpres biasanya banyak surprises positif yang terakumulasi. Belum tentu
semua saham tersebut akan melonjak drastis. Namun, setidaknya saham
berkualitas dapat melonjak terdorong oleh surprises positif. Lalu,
bagaimana memilih saham surprises pada Pilpres 2014?
Perlu diperhatikan bahwa situasi pertumbuhan sektor saat itu berbeda
dengan saat ini. Pada 2009, sektor perkebunan dan pertambangan dapat
melonjak drastis akibat booming pascakrisis ditambah efek surprises
pilpres saat itu. Sedangkan saat ini sektor perkebunan dan pertambangan
sedang terpuruk. Sektor yang masih tumbuh saat ini adalah konstruksi,
perbankan, dan konsumer.
Hal ini perlu dicermati. Selanjutnya sangat disarankan investor untuk
melakukan analisis ROI pada emiten dalam jangka panjang untuk melihat
kemampuan respons lonjakan harga akibat surprises saat ini.
Tulisan ini merupakan data awal yang menarik untuk menumbuhkan minat
terhadap riset. Data riset itu sudah tersedia gratis dan sangat mudah
diunduh. Yakinlah bahwa riset itu bisa membantu. Riset bisa menumbuhkan
kehati-hatian dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Diharapkan
investor dapat melakukan riset lanjutan tersendiri.
Rumus ROI yang sederhana ini cukup efektif untuk menganalisis ROI
tiap tahun, kemampuan emiten melewati krisis, kapan saatnya ROI
negatif/positif, kapan saatnya ROI luar biasa, dan bagaimana tren
pertumbuhan ROI sekarang. Dengan demikian saham unggulan yang luar biasa
tersebut akan tampak nyata berkilau dan siap Anda raih.Sederhana bukan?
Posting Komentar