Bestprofit - Mata Uang Negara Berkembang Hadapi Tantangan Enam Bulan ke Depan | PT Bestprofit Futures Pontianak
Bestprofit (06/10) - Volatilitas pasar mata uang negara berkembang tidak akan berhenti selama enam bulan ke depan akibat meningkatnya kegelisahan dari pemilihan presiden AS dan pertumbuhan ekonomi domestik melambat, jajak pendapat yang dikumpulkan dari ahli strategi pasar menunjukkan.
Mayoritas pasar mata uang negara berkembang diperkirakan akan melemah atau bertahan pada kisaran yang ada selama tiga hingga enam bulan ke depan tetapi akan naik rata-rata sekitar 2% dalam setahun, lantaran pelemahan dolar AS, menurut jajak pendapat Reuters yang dilakukan periode 28 September-5 Oktober dan dilansir pada Selasa (06/10) pagi.
BACA JUGA :
- Bestprofit - Tarif Cukai Naik, Pekerja IHT Was-was Hidupnya Makin Susah | PT Bestprofit Futures Pontianak
- Bestprofit - DP Kredit Kendaraan Listrik Kini 0% Mulai 1 Oktober | PT Bestprofit Futures Pontianak
- Bestprofit - Mitratel Berencana IPO, Valuasinya Bisa Lebih Tinggi dari TLKM | PT Bestprofit Futures Pontianak
Survei mengungkap sejak tindakan pembatasan global pada bulan Maret telah konsisten menyimpulkan pasar mata uang negara berkembang tidak akan menutupi bahkan setengah dari kerugian di tahun 2020 ini akibat terdampak pandemi covid-19 hingga setahun.
Namun aksi jual dolar telah membantu mata uang negara-negara perlahan beranjak naik. Itu terjadi meski ada masalah ekonomi yang parah akibat dilanda pandemi.
“Mata uang negara berkembang berjalan hampa tanpa arus masuk modal atau narasi makro yang menggema. Kesenjangan produksi yang besar dan tingkat aktivitas ekonomi yang lebih rendah akan berdampak negatif dan tidak proporsional terhadap mata uang,” kata Jason Daw, kepala strategi pasar negara berkembang di Societe Generale (PA:SOGN).
“Mata uang negara berkembang cenderung melemah menjelang dan selama beberapa bulan setelah diketahuinya hasil kontestasi kursi kepemimpinan Gedung Putih, ..." ia melanjutkan.
Posting Komentar