PT Bestprofit - Rendahnya Inflasi Di Kal-Bar | PT Bestprofit Futures Pontianak
PT Bestprofit (05/01) - “Angka inflasi di Kota Pontianak dari tahun- tahun sebelumnya terus mengalami penurunan dan bisa ditekan. Itu tergambar dari inflasi kalender tahun 2014 sebesar 6,38 persen dan tahun kalender 2015 juga turun yakni sebesar 5,15 persen serta tahun 2016 hanya 3,88 persen,” ujar Kepala BPS Kalbar Pitono kepada Pontianak Post, kemarin (3/1).
Gejolak Harga Tak Terjadi Tahun Lalu
Sepanjang tahun 2016, tidak terjadi gejolak harga yang berarti di Pontianak. Badan Pusat Statistik menghitung, selama tahun lalu, Kalbar hanya mencatatkan inflasi sebesar 3,88% saja. Angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kendati demikian, seperti biasanya, inflasi Pontianak tetap di atas rata-rata inflasi nasional. Selama 12 bulan di 2016 inflasi nasional di angka 3,02%.
Pitono mengatakan menurunnya inflasi di Pontianak lantaran komoditas utama yang menyumbang inflasi seperti pangan dan angkutan udara relatif tidak bergejolak. “Komoditas yang pendorong inflasi itu terutama terjadi pada momen keagamaan dan perayaan hari besar. Fenomena inflasi di Kalbar unik. Meski demikian dari data yang ada inflasi di Pontianak masih sangat terkendali,” terangnya.
Sementara itu, terkait tingkat inflasi Kota Pontianak untuk Desember 2016, dipaparkanya sebesar 0,93 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran dan penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran.
“Kenaikan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan 2,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,04 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,22 persen, kelompok kesehatan 0,09 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,29 persen,” terangnya.
Sementara katanya komponen yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok sandang -0,52 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sendiri tidak mengalami perubahan indeks.
Dilihat dari beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi secara berurutan Desember 2016 adalah angkutan udara, kembung atau gembung, tarif pulsa ponsel, daging ayam ras, bayam, kol putih atau kubis, kacang panjang, telur ayam ras, sewa rumah, dan bawang merah.
“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi secara berurutan pada Desember 2016 adalah udang basah, emas perhiasan, beras, tongkol, ambu-ambu, bahan katun, baju muslim, daun singkong, susu untuk bayi, susu untuk tulang atau manula dan jeruk,” kata dia.
Baca Juga :
PT Bestprofit - Dolar Jatuh Di Asia Karena Investor Mempertimbangkan Menit FedSementara itu Tim Pengendali Inflasi Daerah Kalimantan Barat tetap akan fokus terhadap ketahanan pangan dan pengendalian harga komoditas pertanian pada tahun 2017 ini. Pengurus TPID Kalbar Dwi Suslamanto menyebutkan koordinasi TPID se-Provinsi Kalbar terus diperkuat demi mencapai hal itu. “Kita dari TIPD memfokuskan terutama dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga serta kelancaran distribusi pasokan bahan pangan stretagis,” ujarnya.
Bestprofit - 2017, Pertamina EP Targetkan Produksi Migas 264 Ribu Barel per Hari
Dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga serta distribusi pasokan bahan pangan strategis tersebut, TPID se-Provinsi Kalimantan juga telah merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan, antara lain memacu peningkatan produksi bahan pangan dan menjaga kelancaran distribusi.
TPID juga menjaga ekspektasi masyarakat, yang mana untuk langkah konkrit lainnya sejak beberapa tahun hingga sekarang pengembangan padi dengan teknologi hazton terus dilakukan. “Dengan hazton produktivitas meningkat sehingga pasokan beras aman dan itu bisa mengambat kenaikan beras,” kata dia.
Apalagi, kata dia, komoditas pangan sangat sensitif terhadap musim keagamaan, cuaca dan kenaikkan komoditas yang diatur oleh pemerintah. Dwi menyatakan, pada dasarnya inflasi sangat terkait daya beli. Daya beli akan membaik jika inflasi rendah dan stabil. Daya beli ini juga mencerminkan miskin tidaknya suatu masyarakat.
“Agar tingkat inflasi bisa dikendalikan ia mengaja para pengusaha dalam menentukan harga perlu mempertimbangkan daya beli konsumen. Sedangkan untuk konsumen sendiri harus mampu mengatur nafsu konsumtif,” pungkasnya.
Dapatkan informasi terbaru di PT Bestprofit Futures
www.best-profitfutures.com
PT Bestprofit Futures
sumber : pontianakpost
Posting Komentar